Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gatot Nurmantyo Dinilai Sedang Bermain Drama Politik, untuk Apa?

10 September 2020   16:13 Diperbarui: 10 September 2020   16:10 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Suara.com/Yosea Arga

Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) sekaligus mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan terkait pernyataan dari Menag Fachrul Razi mengenai "anak good looking", penguasaan bahasa Arab bagus, hafiz mulai masuk dan diangkat jadi pengurus masjid.

Pernyataan Menag tersebut membuat Gatot Nurmantyo berseru agar pemerintah lebih menangkapnya dahulu sebelum menangkap para hafiz.

"Jadi kalau pemerintah akan menangkap hafiz, tangkap dulu saya. Sayalah yang makar kalau itu memang makar," tantang Gatot Dalma sebuah video dilansir dari Suara.com, 8/9.

Atas pernyataan Gatot Nurmantyo, seorang Ferdinand Hutahaean yang merupakan politisi partai Demokrat menjawab pernyataan Gatot Nurmantyo.

"Sebetulnya bukan sombong, analisa saya melihat bahwa beliau (Gatot Nurmantyo) sedang bermain drama politik dari panggung ke panggung untuk menaikkan derajat politiknya dan mengumpulkan pendukung. Tidak mudah karena dia bersaing dengan Anies yang dipanggungi oleh 212. Sebentar lagi juga perang ini kelompok," komentar Ferdinand dilansir dari Suara.com, 8/9.

Apa yang disampaikan Ferdinand tersebut adalah bagian dari opini beliau karena melihat sosok Gatot Nurmantyo menentang pernyataan Fachrul Razi.

Pernyataan Gatot Nurmantyo di atas sangat tegas untuk melawan pernyataan Fachrul Razi. Daripada menangkap para Hafiz Quran maka terlebih dahulu menangkap dirinya.

Dalam hal ini, penulis melihat bahwa maksud dari Ferdinand Hutahaean tersebut adalah bahwa Gatot melawan Menag Fachrul Razi hanyalah untuk "cari muka" saja kepada rakyat dimana Gatot sebagai penentang keras pernyataan Menag tersebut.

Ibarat istilah "Pahlawan kesiangan" agar Gatot dinilai orang yang bersuara lantang menentang dan keras terhadap pernyataan Menag mengenai "seorang anak good looking" yang dikatakan Menag tadi.

Untuk apa?

Untuk apa Gatot Nurmantyo seakan-akan sebagai garda terdepan menentang pernyataan Menag Fachrul Razi tersebut? Bisa kita nilai bahwa Gatot dinilai ingin mencoba mencuri hati rakyat karena dirinya berani menentang pernyataan Menag yang dinilai keliru.

Di situlah drama politik yang dimainkan Gatot Nurmantyo demi membuatnya semakin dikenal oleh rakyat.

Tidak masalah juga pernyataan Ferdinand tersebut terhadap perkembangan politik di Indonesia. Tidak masalah juga pernyataan dari Gatot Nurmantyo tersebut sebagai bentuk pembelaan terhadap "anak good looking" yang diucapkan Fachrul Razi.

Kita sikapi dengan baik saja opini yang beredar namun, tidak terlalu kita maknai secara mendalam pembelaan dari seorang Gatot tersebut.

Kalau dilihat dari sisi politik, sangat memungkinkan sekali pernyataan Gatot yang menantang agar beliau ditangkap terlebih dahulu ketimbang Hafiz bisa dikatakan sebagai bentuk manuver politik untuk menaikkan nama dan popularitasnya. Agar masyarakat simpati dengannya yang vokal melawan pernyataan Fachrul Razi.

Tidak masalah juga karena hak politik Gatot Nurmantyo berkata demikian. Tidak ada larangan untuk berbicara dan mengkritik meski itu ada muatan politisnya.

Bisa jadi, ada ancang-ancang untuk menata popularitas itu dari sekarang, menjadi presidium KAMI agar bisa melaju di pemilu 2024. Ya, bisa jadi apa yang diungkapkan Ferdinand Hutahaean tersebut.

Tapi, apalah artinya itu bila tidak diikuti dengan kerja keras dan integritas dalam meyakinkan rakyat bahwa Gatot Nurmantyo adalah sosok calon pemimpin yang bisa membawa perubahan untuk Indonesia, tidak hanya jago dalam mengkritik pemerintah dengan gerakan KAMI yang sudah dideklarasikan di beberapa daerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun