Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) sekaligus mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan terkait pernyataan dari Menag Fachrul Razi mengenai "anak good looking", penguasaan bahasa Arab bagus, hafiz mulai masuk dan diangkat jadi pengurus masjid.
Pernyataan Menag tersebut membuat Gatot Nurmantyo berseru agar pemerintah lebih menangkapnya dahulu sebelum menangkap para hafiz.
"Jadi kalau pemerintah akan menangkap hafiz, tangkap dulu saya. Sayalah yang makar kalau itu memang makar," tantang Gatot Dalma sebuah video dilansir dari Suara.com, 8/9.
Atas pernyataan Gatot Nurmantyo, seorang Ferdinand Hutahaean yang merupakan politisi partai Demokrat menjawab pernyataan Gatot Nurmantyo.
"Sebetulnya bukan sombong, analisa saya melihat bahwa beliau (Gatot Nurmantyo) sedang bermain drama politik dari panggung ke panggung untuk menaikkan derajat politiknya dan mengumpulkan pendukung. Tidak mudah karena dia bersaing dengan Anies yang dipanggungi oleh 212. Sebentar lagi juga perang ini kelompok," komentar Ferdinand dilansir dari Suara.com, 8/9.
Apa yang disampaikan Ferdinand tersebut adalah bagian dari opini beliau karena melihat sosok Gatot Nurmantyo menentang pernyataan Fachrul Razi.
Pernyataan Gatot Nurmantyo di atas sangat tegas untuk melawan pernyataan Fachrul Razi. Daripada menangkap para Hafiz Quran maka terlebih dahulu menangkap dirinya.
Dalam hal ini, penulis melihat bahwa maksud dari Ferdinand Hutahaean tersebut adalah bahwa Gatot melawan Menag Fachrul Razi hanyalah untuk "cari muka" saja kepada rakyat dimana Gatot sebagai penentang keras pernyataan Menag tersebut.
Ibarat istilah "Pahlawan kesiangan" agar Gatot dinilai orang yang bersuara lantang menentang dan keras terhadap pernyataan Menag mengenai "seorang anak good looking" yang dikatakan Menag tadi.
Untuk apa?
Untuk apa Gatot Nurmantyo seakan-akan sebagai garda terdepan menentang pernyataan Menag Fachrul Razi tersebut? Bisa kita nilai bahwa Gatot dinilai ingin mencoba mencuri hati rakyat karena dirinya berani menentang pernyataan Menag yang dinilai keliru.