Dalam peringatan hari ulang tahun PAN ke-22, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir terlihat menangis saat menyebut nama Amien Rais.
Dalam sambutannya, Soetrisno Bachir terdiam sebentar, terisak dan cukup emosional. Ia kemudian meminta diambilkan air putih. Sebelum minum Soetrisno Bachir sempat meminta maaf.
"Saya yakin kita semua mengucapkan terima kasih kepada pendiri Partai Amanat Nasional Bapak Profesor Doktor Amien Rais," katanya dilansir dari CNN Indonesia.com, 23/8.
Amien Rais diminta mengikhlaskan estafet kepemimpinan kepada generasi kami yang dipimpin oleh Zulkifli Hasan, lanjutnya.
Atas ungkapan tersebut, dapat kita lihat bagaimana sosok Amien Rais begitu berarti bagi seorang Soetrisno Bachir. Segala jasa-jasa Amien Rais dan perjuangan beliau mendirikan PAN begitu dihargai.
Ketidakdatangan Amien Rais ke HUT PAN tentu sangat memukul kader-kader PAN, ditambah lagi Amien Rais sudah keluar dari PAN.
Hal itulah bisa kita cermati yang membuat Soetrisno Bachir terisak dan emosional. Amien Rais begitu berarti bagi PAN dan bagi Soetrisno Bachir secara personal.
Apa yang kita lihat tersebut menunjukkan sosok Amien Rais sebagai politisi senior begitu dikenang. Segala kritikannya begitu didengar oleh banyak kalangan meski kadang kita tidak sepakat dengan kritiknya.
Tapi, bagi PAN sangat jelas Amien Rais begitu berarti dan tak tergantikan. Namun demikian, dinamika politik memang tidak bisa diterka. Pendiri maupun politisi senior bisa saja pergi dan meninggalkan partai yang telah ia dirikan.
Peta perpolitikan akan terus berubah sesuai perkembangan zaman. Apa yang ada dalam pikiran Amien Rais belum tentu sama dengan politisi muda PAN.
Visi misi yang sudah ditanamkan Amien Rais sejak mendirikan PAN tentu berbeda dengan visi misi kader muda yang saat ini memimpin PAN.
Misal, Amien Rais sekarang tidak di dalam pemerintahan, namun pemimpin PAN yang sekarang ingin masuk ke pemerintahan. Itu adalah sebuah perbedaan yang menunjukkan beda kepemimpinan maka beda visinya.
Tidak mungkin juga Amien Rais melarang pemimpin PAN yang baru untuk masuk ke pemerintahan. Karena pemimpin sekarang punya kewenangan penuh atas kebijakan partainya.
Meski Amien Rais adalah politisi senior dan pendiri PAN, bukan serta merta harus menuruti kata-kata beliau. Tentu pemimpin yang sekarang yang wajib didengarkan oleh seluruh kader PAN.
Tangisan hati seorang Soetrisno Bachir menandakan Amien Rais begitu dihargai dan dicintai tapi berbeda pemikiran dengan pemimpin PAN yang sekarang.
Sebab itulah, tangisan Soetrisno Bachir kemungkinan besar agar meluluhkan hati Amien Rais dan memberikan kebebasan bagi pemimpin baru membuat kebijakan tanpa ada tekanan atau intervensi yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H