Tapi, apapun itu, Presiden Jokowi harus menerima kritikan yang akan datang menerpa bertubi-tubi. Itulah konsekuensi dari berpolitik dan jadi pemimpin negeri ini.
Isu-isu dinasti politik keluarga Presiden Jokowi akan selalu dilemparkan oleh politisi bahkan masyarakat. Itulah lika-liku sebuah kontestasi politik.
Jadi, Presiden, Gibran maupun Bobby harus siap dengan kritikan yang akan datang terus menerus.
Ketidakkonsistenan Jokowi yang dikatakan oleh politisi itu tentu jadi bahan pelajaran, masukan dan perbaikan bagi Presiden kedepannya.
Isu dinasti politik tak akan pernah habis. Dan, pertarungan politik akan semakin panas. Begitupun, larangan ipar ikut pilkada tentu meruntuhkan hak berpolitik seseorang yang tak bisa dilarang dan dikekang.
Kita pasti ingat bagaimana pernah diucapkan Gibran dan Presiden Jokowi juga bahwa siapa saja punya hak politik, bisa dipilih rakyat dan bisa tidak dipilih oleh rakyat.
Berarti ipar harusnya bisa ikut pilkada karena bisa jadi tidak dipilih rakyat dan bisa jadi dipilih. Harusnya ada keseimbangan antara hak berpolitik ipar, anak dan menantu.
Ya, ini hanya kritikan saja, semoga bisa berbenah dan lebih baik ke depannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H