Kunjungan partai Gelora ke istana negara untuk bertemu Presiden Jokowi merupakan momen yang menarik.
Persoalannya seorang Fahri Hamzah yang dulunya kader PKS sekarang sudah menjadi kader partai Gelora juga ikut ke istana negara.
Menariknya, seorang Fahri Hamzah adalah politisi yang sangat vokal, tegas dan keras mengkritik Presiden Jokowi baik sebelum pemilu 2019, di pemilu 2019 dan sampai saat ini.
Penulis sering menyaksikan celotehan, kritik dan pernyataan kerasnya di setiap menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club atau ILC.
Tema ILC tentang korupsi, tapi Fahri tetap menyasar seorang Jokowi yang dinilai tidak berhasil dalam memperbaiki hukum. Tema politik juga demikian serta  tema kesehatan selama Pandemi ini, tetap sorotan Fahri Hamzah adalah Presiden Jokowi.
Ketika bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Jakarta, ada momen menarik yang mereka bicarakan.
Jokowi menyinggung wakil Ketua Umum Gelora, Fahri Hamzah sebagaimana ditirukan Mahfudz Siddiq, "Kata Presiden itu karena Pak Fahri sudah jarang bicara politik lagi. Banyak yang kangen dengan suara Pak Fahri, saya juga kangen," dilansir dari CNN Indonesia, 22/7.
Dan Mahfudz Siddiq juga menirukan suara Fahri untuk menjawab Jokowi, " Jadi warga biasa lebih happy. Dan sepertinya banyak warga yang nambah berat badannya gara-gara LockDown. Tapi Pak Presiden justru turun berat badannya, kata Mahfudz menirukan Fahri."
Dengan komunikasi tersebut terlihat momen menarik dan candaan keduanya yang menarik perhatian. Karena biasanya Fahri Hamzah paling vokal mengkritik Jokowi tetapi ketika bertemu gayanya sudah berbeda.
Begitulah politik kita yang begitu unik dan menarik. Bayangkan saja, jika dulu tak suka, esok hari jadi suka. Jika dulu benci, beberapa hari kemudian akan jadi cinta.
Begitulah memang politik di Indonesia yang bisa kita lihat. Fahri memang sekarang mengkritik pemerintah, tetapi siapa tahu dengan datangnya beliau ke istana bersama pimpinan partai Gelora bisa ditawari jabatan setingkat menteri atau menteri oleh Presiden Jokowi.
Ya, itu bisa saja terjadi dalam politik. Orang yang vokal, suka mengkritik dan suka menyerang pemimpinnya, bisa jadi suatu saat menjadi teman, tidak lagi keras mengkritik dan diberi  jabatan yang bagus.
Jadi, meski Fahri vokal dan keras terhadap Jokowi, sangat mungkin itu gimmick maupun perannya sebagai oposisi pemerintah beberapa tahun silam. Ketika sudah mendekat ke pemerintah dan diberi jabatan, tentu tidak akan begitu lagi.
Seorang Rocky Gerung pun yang sering kita lihat sangat tegas, keras dan kritis terhadap pemerintah, bisa jadi bersahabat dan masuk ke koalisi pemerintah jika diajak dan dijanjikan jabatan karena sesuatu hal yang bersifat politis.
Begitu indahnya politik itu. Karena itu banyak pihak yang ingin masuk ke ranah politik karena keunikan dan keseksiannya.
Momen menarik antara Jokowi dan Fahri Hamzah bisa jadi suatu jalan untuk berkoalisi nantinya. Tapi, kita tak tahun kapan, yang pasti sangat mungkin hal itu terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H