Masalah Pandemi Covid-19 memang begitu rumit untuk dihilangkan, apalagi ditambah dengan masyarakat yang ngeyel menerapkan protokol kesehatan. Maka Pandemi makin dan makin sulit dihilangkan.
Banyak bidang kehidupan yang terdampak baik itu bidang pendidikan, perekonomian, sosial, kesehatan dan lainnya. Masyarakat menjerit karena kesusahan untuk makan dan minum atau menyambung hidup.
Belum lagi pemerintah pusat dan daerah kewalahan menghadapi Pandemi dan masyarakat ngeyel.
Hal itu dialami Bu Tri Rismaharini yang merupakan walikota Surabaya. Bu Risma sujud sambil menangis di hadapan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Hal itu dilakukan saat audensi dengan IDI Jawa Timur dan IDI Surabaya. Apa yang Risma lakukan mendengar keluhan di rumah sakit rujukan di Surabaya.
Lalu, Ketua Pinere RSU dr. Soetomo, dr Sudarsono menyampaikan, rumah sakitnya overload pasien Covid-19 karena masih banyak warga yang tidak menerapkan protokol kesehatan.
Bu Risma juga berkata," Tolonglah kami jangan disalahkan terus. Apa saya rela warga saya mati, kita masih ngurus jam 03.00 pagi orang meninggal yang warga bukan Surabaya. Kami masih urus. Saya memang goblok, saya gak pantas jadi Walikota," lanjut Risma sambil menangis dilansir dari detik.com, 29/6/2020.
Mengapa demikian?
Mengapa Bu Risma bisa bersujud seperti itu?. Jawabannya adalah dengan melihat kondisi itu, penulis berpikiran bahwa Bu Risma adalah sosok pemimpin yang baik hati. Beliau sangat peduli dan respect kepada setiap orang apalagi masyarakatnya.
Buktinya, Bu Risma bersujud bukan tanpa sebab. Beliau ingin perhatian dari rumah sakit terhadap warganya yang positif Covid-19 agar dirawat, padahal rumah sakit juga sudah penuh atau overload.
Kepedulian yang begitu tinggi dari Bu Risma membuat beliau mencari cara bagaimana agar rakyatnya yang positif Covid-19 bisa ditangani secara medis.
Apapun diperjuangkan Bu Risma demi kesehatan dan keselamatan warganya. Sampai ada kata-kata yang mengharukan terucap dari beliau.
Sosok Bu Risma ini sangat patut kita apresiasi dan kita banggakan. Berbagai cara dilakukan agar Jawa Timur pada umumnya bisa terbebas dari penyebaran virus Corona.
Kita sudah tahu beberapa minggu ini, Jawa Timur terdata sebagai provinsi yang terbanyak warganya positif Covid-19. Itu berarti masih banyak warga Surabaya dan Jawa Timur yang tidak menerapkan protokol kesehatan.
Tidak bisa hanya menyalahkan pemimpinnya, tetapi warganya juga harus patuh. Diketahui juga bahwa masyarakat Jawa Timur memang sulit menerapkan protokol kesehatan. Sebab itu, sampai sekarang pun Jawa Timur masih terdata paling banyak kasus terinfeksi virus Corona.
Kalau sudah begini, sebaiknya Bu Risma jangan terus menangis dan merasa gagal. Ajak warga Surabaya khususnya agar patuh protokol kesehatan. Kalau bisa tegas setegasnya beliau agar Pandemi Covid-19 tidak semakin merajalela di Surabaya dan Jawa Timur.
Bu Risma jangan merasa bersalah seperti itu. Masyarakat Indonesia sudah tahu komitmen, usaha dan kerja keras beliau menangani Pandemi ini.
Sudah banyak kebijakan yang dilakukan tapi masih saja terjadi penularan. Ayo Bu Risma semakin tegas aja pada warganya. Jangan merasa bersalah.
Penulis sendiri melihat bahwa Bu Risma pemimpin yang bijak dan terbaik untuk Indonesia. Terlihat dari sikapnya yang baik dan pengorbanan beliau untuk Surabaya.
Justru Bu Risma adalah potret pemimpin masa kini untuk Indonesia kedepannya yang bisa ditiru oleh pemimpin lainnya.
Bu Risma bagi penulis sangat cocok untuk Indonesia saat ini karena dari tindakannya yang begitu mengharukan dan baik hatinya. Pemimpin seperti ini sebenarnya yang Indonesia butuhkan.
Dibalik kebaikan harus ada juga ketegasan agar masyarakat juga patuh dan taat pada pemimpinnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H