Beredar kabar mengejutkan ketika aksi perdukunan cabul menelan beberapa korban.Â
Empat perempuan, salah satunya penyanyi dangdut menjadi korban dukun cabul AS (49) di Depok. Para korban datang dengan permintaan beragam, diantaranya untuk menyucikan diri hingga penglaris.
Kapolresta Depok Kombes Azis Andriansyah mengungkap motif pencabulan yang dilakukan pelaku adalah ritual mandi air kembang rupa-rupa dilansir dari detik.com (25/6/2020).
Dengan kejadian itu pula oknum dukun telah ditangkap atau diamankan dan akan diproses hukum yang berlaku.
Menjadi pertanyaan adalah untuk apa sih percaya dukun?. Agak aneh memang zaman modern masih percaya praktik perdukunan. Padahal, kalau mau sehat ya datang ke rumah sakit agar diobati dan dibantu dengan doa tulus kepada Tuhan karena Tuhanlah yang mampu menyembuhkan segala penyakit manusia.
Tuhan punya kuasa menciptakan, menyembuhkan dan mengabulkan cita-cita kita dibantu dengan kerja dan usaha. Jadi, kenapa ya harus ke dukun?.
Untuk sebagai penglaris juga, untuk apa harus ke dukun?. Mau dagangan laris, ya beri pelayanan terbaik, produk terbaik dan bermutu serta keunikan tersendiri agar konsumen melihatnya sangat suka sehingga makin laris.
Penulis selalu diingatkan orangtua bahwa praktik perdukunan sudah tak berlaku saat ini. Percayalah kepada Tuhan Sang Pencipta dan Pengasih.Â
Kalau dulu, memang praktik perdukunan sangat diminati karena minimnya juga rumah sakit dan tempat pengobatan. Dan, cara berpikir pun berbeda yang dulu dan sekarang.
Kalau sekarang, untuk apa praktik perdukunan?. Zaman sudah canggih. Kalau mau sukses ya bekerja keras, berdoa, inovatif dan kreatif. Kalau tidak begitu, akan makin ketinggalan.
Sekarang zaman teknologi canggih yang berbicara. Semua pekerjaan sudah banyak secara online atau digital. Media sudah beralih ke digital.
Sosialisasi dan komunikasi antar teman dan masyarakat sudah berbasis digital seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, Twitter dan platform lainnya.
Platform itu bisa kita gunakan juga untuk berbagai hal termasuk mencari uang atau pendapatan. Jadi, praktik perdukunan sudah tidak perlu lagi atau punah ibarat dinosaurus yang merupakan satwa yang sudah punah.
Seharusnya, praktik perdukunan juga saat ini tidak dipercaya lagi. Karena itu, sangat mengherankan dan menyedihkan. Masih ada-ada saja masyarakat percaya praktik perdukunan seperti itu.
Miris sekali kalau ada masyarakat termakan jampi-jampi atau janji-janji dukun cabul. Padahal, zaman sekarang sudah modern, sedangkan dukun zaman kuno.
Semoga saja tulisan ini sangat mencerahkan dan mengedukasi kita semua agar tidak perlulah percaya praktik perdukunan, entah janji-janji, embel-embel apapun yang si dukun berikan.
Percayalah kepada Tuhan yang memberi rezeki, kesehatan, keselamatan, nafas kehidupan dan semua yang kita punya serahkan kepadanya. Karena Tuhan yang akan menjawabnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H