Baru tadi pagi penulis membaca dalam sebuah media bahwa debat antara Luhut Pandjaitan dan Rizal Ramli mengenai kondisi utang negara saat ini akan digelar.
Perkiraan debatnya sesuai pemberitaan yang ada, sekitar di pertengahan bulan Juni ini. Namun, ada kabar mengejutkan ketika debat dibatalkan.
Hal itu disampaikan Denny Siregar melalui tautan berita media online yang berjudul Batal Hadiri Debat, Rizal Ramli Sebut Tantangan Luhut "Ngawur". Dalam konten tersebut, Rizal Ramli memastikan tidak akan hadir dalam debat dengan Luhut. "Ya enggaklah (Rizal Ramli tidak akan hadir). Itu mah ngawur, (keputusan) sepihak," katanya (11/6).
Atas batalnya debat tersebut, Denny pun angkat bicara melalui Twitter, "Khas @RamliRizal. Dia yang nantang, dia yang koar2, pas dijabanin beneran, dia pulak yang batalkan. Niatnya emang cuman supaya diliput media aja. Post power Syndrome,"cuit Denny melalui Twitter @DennySiregar7 dilansir dari Media Indonesia.com, 11/6/2020).
Pertanyaan yang terlintas dalam benak penulis adalah mengapa dibatalkan debat tersebut? Bukankah debat memberikan edukasi pada masyarakat terkait situasi keuangan negara di masa Pandemi?.
Harapannya debat ya debat saja. Debat tidak dilarang asal tetap pada koridor dan alur yang baik. Tidak melanggar nilai-nilai, kaidah dan norma serta aturan yang berlaku.
Debat itu hal biasa. Debat itu memberikan wawasan baru bagi masyarakat terkait perekonomian negara.
Kalau penulis pribadi mendukung saja debat tersebut, apalagi kalau disiarkan secara live di televisi maupun di kanal Youtube yang ada.
Di dalam debat akan dikorek semua kondisi perekonomian di masa Pandemi ini. Para ahli-ahli berdebat tentu pakai data, ilmiah karena dari buku-buku dan pendapat-pendapatnya cemerlang.
Itu akan membantu sekali dalam proses perjalanan pemerintahan dalam bidang ekonomi. Bisa membantu pemerintah memberi masukan membenahi negeri ini.
Lebih nikmat berdebat dengan bertatap muka langsung dibandingkan harus nyinyir di media sosial hanya untuk mengkritik pemerintah.
Harusnya Rizal Ramli terima saja debat terbuka itu. Tak perlu ditunda. Toh juga Pak Luhut mengatakan kesiapan. Pak Rizal Ramli pun dalam sebuah pemberitaan mengatakan akan mengeluarkan jurus Dobel kepret menghadapi Luhut dan para menteri ekonomi Jokowi.
Jadi, mengapa harus batal debatnya?. Masyarakat pun menunggu jadwal waktu untuk debat tersebut. Alangkah baiknya, Pak Rizal Ramli memastikan debat akan digelar. Jangan dibatalkan. Bisa jadi masyarakat akan berprasangka buruk kepada Rizal Ramli.
Mencari sensasi?
Dengan pernyataan Rizal Ramli yang disorot media online bahwa beliau membatalkan debat dengan Luhut Pandjaitan, memberikan tanya kepada penulis.
Apakah mau cari sensasi?. Banyak sekarang, apalagi artis-artis cari cara untuk naikkan pamor dengan membuat pernyataan kontroversial maupun yang mengejutkan.
Penyataan dari Rizal Ramli mau mengajak Luhut Pandjaitan debat terkait kondisi utang negara selama Pandemi sudah mengundang ekspektasi dan sorotan mata publik.
Sudah ditunggu-tunggu debat tersebut. Kalau dibatalkan begini, tentu rasa penasaran hasil debat akan hilang. Masyarakat Indonesia, apalagi netizen yang menyaksikan tantangan debat tersebut akan kesal dan menganggap Pak Rizal hanya cari sensasi saja.
Jangan begitu dong. Harusnya jabanin saja debat tersebut. Untuk apa berkoar-koar di medsos mau nantang debat tapi tak jadi. Entar kritik kasar dan negatif mengarah ke Rizal Ramli.
Ayo Pak Rizal Ramli jawab tantangan Luhut Pandjaitan dan jawab cuitan Denny Siregar dengan melakukan debat terbuka.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H