Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Anies Disebut Pencitraan, Benarkah?

18 Mei 2020   15:59 Diperbarui: 18 Mei 2020   15:56 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Media Indonesia/Ramdani

Sosok Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan selama masa Pandemi Covid-19 ini banyak menjadi sorotan. Terutama saat pembagian bansos di DKI Jakarta yang semrawut dan tidak tepat sasaran.

Banyak kritikan yang datang dari masyarakat dan dari para politisi juga. Untuk kali ini, Anies Baswedan dinilai melakukan pencitraan.

Hal itu disampaikan anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Johny Simanjuntak menuding bahwa penerapan sanksi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Ibukota belum efektif.

"Di daerah saya, katakanlah warung-warung makan kuliner itu ramainya bukan main. Menurut saya itu aturan-aturan yang sifatnya lebih kepada pencitraan, tidak tegas," (mediaindonesia.com, 18/5/2020).

Selain itu, Johny juga menuding bahwa selama ini Pemprov DKI sibuk "menakuti" warga dengan ancaman-ancaman denda atau sanksi sosial.

Benarkah pencitraan?

Dari pernyataan politisi PDIP tersebut, benarkah Anies pencitraan mengenai sanksi penerapan PSBB?.

Sebenarnya, Anies Baswedan lebih tepat tidak pencitraan, tetapi tidak tegas dalam penerapan sanksi dan dalam menerapkan sistem penindakan yang ada.

Kalau kita melihat, andai Anies Baswedan tegas pasti setiap pelanggar penerapan PSBB akan diberi sanksi langsung,  baik itu berupa denda maupun kurungan dan sebagainya.

Pemimpin yang tegas, ketika dia mengatakan A, maka A yang dilakukan secara tepat dan cepat. Bila kita melihat di lapangan maupun di berbagai media online terpercaya, banyak sekali pelanggar PSBB di DKI dan itu disebabkan ketidaktegasan.

Kalau ada orang nongkrong bersama di suatu tempat makan, hiburan dan lainnya, petugas langsung menyuruh bubar. Itu yang tepat. Harapannya petugas tidak pernah lelah menegakkan aturan meski harus setiap hari berpatroli selama PSBB. Itu artinya koordinasi pemimpin dan petugas berjalan lancar.

Selanjutnya, aturan boleh bersifat menakuti masyarakat, tetapi harus dijalankan secara tegas dan nyata, tanpa pilih kasih. Dan, harus dijalankan juga sosialisasi di masyarakat agar mereka paham apa-apa saja aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat maupun pusat. Itu penting sekali, karena tidak semua masyarakat peduli dengan informasi terkini di media massa maupun televisi.

Itu harus berjalan bersamaan agar penerapan sanksi bisa berjalan sesuai keinginan pemerintah dan tegas.

Terus bekerja

Seorang Anies Baswedan harusnya terus bekerja sebaik mungkin. Harus selalu bersikap tegas terhadap aturan yang beliau buat sendiri agar tidak dicap sebagai sebuah pencitraan.

Apalagi beberapa waktu lalu, beredar kabar pernyataan Anies terhadap media di Australia dengan mengatakan sempat merasa frustasi dengan sikap Kementerian Kesehatan dalam penanganan virus Corona. Hal tersebut dia sampaikan dalam wawancara daring dengan jurnalis James Massola dari surat kabar Australia, The Sydney Morning Herald pada 6 Mei lalu. 

Pernyataan Pak Anies tersebut harusnya tidak terjadi, seakan-akan pemprov DKI Jakarta lebih peduli dan lebih baik kepada masyarakat ketimbang pemerintah pusat. Kalau Anies Baswedan memang bekerja, ya bekerjalah biarkan masyarakat yang menilainya.

Kalau memang mau bekerja, ya bekerja setulus hati tanpa harus menjawab tudingan-tudingan terhadapnya di media asing. Pak Jokowi sendiri bila kita lihat sangat jarang menjawab kritikan dan tudingan kepadanya, apalagi menganggap pemerintahannya lebih baik dari sebelumnya.

Karena itulah, Anies Baswedan bekerja keras terus. Jangan kebanyakan mengeluarkan gagasan-gagasan brilian tanpa aksi brilian juga. Nanti dianggap sebuah pencitraan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun