Di tengah Pandemi Covid-19 ini ada masukan maupun pernyataan dari salah satu politisi menyarankan penyegaran kabinet Indonesia Maju guna memastikan Indonesia bisa selamat keluar dari krisis akibat Pandemi Covid-19.
Hal itu diungkapkan Koordinator Juru Bicara DPP PDI Dara Nasution dilansir dari media Indonesia com, 18/5/2020, penyegaran susunan kabinet melalui reshuffle perlu untuk mengganti para menteri yang bekerja lambat dan lambat beradaptasi dengan situasi krisis."
Selanjutnya, "Kita perlu memikirkan langkah cepat mengantisipasi masalah yang ada di depan mata. Tantangan yang makin besar yang membutuhkan tidak hanya kerja keras, tetapi juga kompetensi dan keberanian mengambil keputusan di tengah krisis," jelas Dara.
Pentingkah reshuffle?
Penyegaran yang dimaksud oleh politisi PSI sama saja dengan reshuffle kabinet. Pertanyaannya adalah apakah perlu reshuffle kabinet Indonesia Maju di tengah Pandemi Covid-19?.
Kalau penulis pribadi berpandangan masih belum penting sekali. Persoalannya, kita sekarang masih dalam situasi yang sulit dan mencekam.
Kalau dilakukan reshuffle ataupun penyegaran kabinet, apakah menteri yang baru langsung cepat beradaptasi dan beraksi dalam membuat kebijakan di masa sulit ini?. Belum tentu.
Setiap orang baru dalam kabinet meski dia sudah berpengalaman di legislatif, eksekutif pastinya butuh adaptasi mengenai apa-apa saja yang akan dikerjakan. Apa-apa saja program menteri sebelumnya yang belum tercapai dan banyak hal lagi sesuai dinamika kehidupan dan pemerintahan saat ini.
Itu memang tak gampang. Sepintar apapun menterinya, maka dia akan butuh adaptasi yang lumayan lama juga. Jangan berharap banyak pada reshuffle maka situasi selesai, bansos tersalur lancar dan kita bebas dari tantangan pandemi dan ekonomi yang sulit.
Nanti saja dilakukan reshuffle ketika semua sudah normal. Presiden Jokowi sebagai pemegang kekuasaan akan mengevaluasi kinerja kabinetnya selama Pandemi Covid-19.
Saat ini yang dibutuhkan adalah kerjasama kita masyarakat dan pemerintah, solidaritas dan edukasi mendalam kepada masyarakat. Ketika di masa sulit ini yang diharapkan adalah masyarakat mendengarkan pemerintah agar jangan mudik, terapkan protokol kesehatan dan lainnya.Â
Selanjutnya, pemerintah yang membuat kebijakan menjalankan tugasnya dengan baik. Masalah bansos segera diperbaiki dengan pendataan yang bagus seperti yang pernah penulis sampaikan.
Dalam menjaga perekonomian yang sudah terpuruk agar tidak semakin terpuruk, maka sebaiknya berdiskusi antara menteri, Presiden dan pelaku usaha misalnya agar membicarakan cara menggerakkan perekonomian agar tidak semakin terpuruk.
Di negara kita ini banyak sekali orang cerdas yang bisa diajak diskusi. Itu harus dilakukan sebenarnya. Penulis yakin pemerintah sudah punya konsep menjaga perekonomian tidak semakin terpuruk dengan tetap memperhatikan kesehatan masyarakat.Â
Kalau boleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kita tetap berjalan tetapi melalui sistem online, dimana berjualan melalui online, begitu juga pengiriman dan pembayaran.
Sebenarnya hal itu bisa dilakukan untuk menggerakkan perekonomian. Banyak hal kreatif yang bisa dilakukan agar perekonomian tidak semakin terpuruk, terutama memberatkan rakyat.
Untuk menjaga kesehatan masyarakat, ya tetap masyarakat jangan ngeyel terus terhadap himbauan. Perhatikan nasehat dan edukasi menerapkan kesehatan agar kita segera lekas pulih.
Dari beberapa uraian itu, semoga dapat memberikan jawaban bahwa penyegaran atau reshuffle tidak dibutuhkan saat masa sulit ini, meski waktu lalu sudah gencar diberitakan masyarakat meminta Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mundur.
Tetapi, ingatlah sulit menghadapi Pandemi ini dan semua negara di dunia pun merasakan hal yang sama. Kuncinya yang sudah penulis jelaskan sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H