Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Waspada Daging Babi "Berbulu Sapi" Beredar di Pasar

13 Mei 2020   10:29 Diperbarui: 13 Mei 2020   10:26 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Antara Foto/Asep Fathulrahman

Pada saat Pandemi Covid-19 ini, tak jarang ditemui banyaknya aksi kriminalitas. Bukan hanya di jalanan saja seperti begal, perampokan dan pencurian, tetapi ada juga aksi kejahatan terhadap konsumen.

Ya, sebelumnya Polresta Bandung mengamankan empat pelaku pengedar daging babi yang dijual seolah-olah daging sapi di wilayah Kabupaten Bandung. Selama setahun mereka menjual dan mengedarkan 63 ton daging palsu.

Penyulapan daging sapi tersebut dengan menggunakan boraks. Awalnya, T dan M membeli daging babi seharga Rp. 45.000 per kilogram dari Solo, lalu dijual seharga Rp. 60.000 di tingkat bandar, dilansir dari CNN Indonesia, 13/5/2020.

Tindak tegas

Apalagi menjelang hari Raya IdulFitri atau Lebaran, memang sering sekali dimanfaatkan oknum pelaku kejahatan untuk mengambil untung semata. Pasalnya, kebutuhan akan daging memang akan semakin meningkat karena hari Lebaran yang akan segera tiba.

Menjadi kebiasaan juga ketika berkunjung ke rumah sanak saudara akan dijamu dengan olahan daging.

Dengan meningkatnya permintaan akan daging sapi membuat oknum itu memanfaatkannya untuk keuntungan. Daripada ribet, diambillah langkah cepat dengan menyulap daging babi menjadi daging sapi.

Ketika sudah disulap, pastinya banyak keuntungan, bila kita lihat dari segi harga kan berbeda antara daging babi dan daging sapi. Dibeli oknum penjahat daging babi, tetapi dijual seharga daging sapi. Ini tak bisa dibiarkan begitu saja. Akan banyak masyarakat yang mengalami kerugian dari segi materiil maupun kesehatan.

Apalagi dikatakan tadi daging babi disulap dengan menggunakan boraks yang merupakan  bahan kimia berbahaya bagi tubuh manusia.

Pihak kepolisian harus cepat dan tepat menindak para pelaku. Bukan tidak mungkin hal serupa terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Semakin cepat melakukan tindakan maka akan semakin baik. Masyarakat tidak gelisah dan merasa cemas karena adanya penipuan terhadap konsumen. Bisa jadi hal itu akan mengakibatkan dua hal terburuk.

Pertama, kasihan pedagang yang jujur akan mendapatkan imbas dari pedagang yang tidak bertanggungjawab tadi. Masyarakat tidak membeli dagangan dari pedagang daging sapi lainnya disebabkan terauma dengan informasi saat ini.

Kedua, sudah pasti pedagang daging sapi merasakan ekonominya semakin terpuruk oleh karena tidak adanya pembeli akhirnya terimbas pada daya beli kebutuhan pedagang rendah dan dapat mengakibatkan kelaparan.

Kedua hal itu jangan dibiarkan terjadi.  Harus terus dilakukan upaya terbaik demi menjamin kehidupan lebih baik bagi masyarakat. Pihak kepolisian kita tetap melakukan inspeksi ke pasar-pasar dan menanti informasi masyarakat mengenai tindak kejahatan penyulapan daging babi menjadi sapi  yang beredar di pasaran.

Waspada

Dengan adanya informasi itu, harapnya masyarakat tetap waspada dan mencari informasi mengenai perbedaan antara daging sapi dan daging babi. Itu perlu sekali.

Biasanya, masyarakat yang sering membeli daging sapi akan tahu perbedaannya antara daging babi dan daging sapi.

Tetap kuatkan kewaspadaan terhadap bahan kebutuhan kita. Jangan sampai kita terkecoh dan melupakan setiap informasi yang ada saat ini.

Kewaspadaan itu akan menjamin kesehatan masyarakat dan tidak menimbulkan kerugian lain yang lebih banyak lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun