Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Beginilah Aksi Memprihatinkan Para Pemudik untuk Mengelabui Petugas

3 Mei 2020   14:05 Diperbarui: 3 Mei 2020   14:20 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ANTARA/Dishub Kota Semarang

Memang kita akui sulit untuk mengatur masyarakat agar tidak mudik. Jika tekadnya sudah bulat, maka siapapun tak mampu untuk membendung. Itulah masyarakat kita.

Tetapi, herannya, melawan virus Corona masyarakat kita sepertinya tidak bertekad bulat menumpasnya sampai titik darah penghabisan. Buktinya, masyarakat masih nekad mudik, meski sudah dilarang oleh pemerintah. Memprihatinkan!.

Dilansir dari Kompas.com, 3/5/2020, petugas gabungan memergoki pemudik yang berusaha melintas di Kota Semarang, Jawa Tengah dengan modus menggunakan truk towing yang membawa satu unit minibus berisi empat orang yang diduga akan mudik.

Peristiwa itu terjadi di cek poin sekitar Taman Unyil kota Semarang yang merupakan perbatasan dengan Kabupaten Semarang.

Tidak patut dicontoh

Upaya dari pemudik tersebut adalah upaya pembangkangan sekaligus perlawanan terhadap petugas. Tega-teganya petugas dikelabuhi dengan tindakan-tindakan demikian. Layaknya seperti penyelundupan pemudik saja. Aksi yang memprihatinkan!.

Sangkin bandelnya tak bisa diatur, begitulah tingkah masyarakat kita. Memang tekadnya bulat untuk menjadi sumber bahaya bagi yang lain. Sudah banyak informasi yang beredar bahwa pihak yang mudik dapat jadi bahaya bagi lainnya. Akan tetapi, tidak efektif juga.

Kemungkinan besar masyarakat tidak sadar bahwa mereka akan jadi momok menakutkan bagi masyarakat lain.

Tindakan itu layak tidak dicontoh. Kebandelan-kebandelan yang sangat keterlaluan tidak cocok di negeri kita, karena kita diajarkan untuk saling menghargai dan menghormati menjadi landasan kita untuk hidup berbangsa dan bernegara. Itulah yang termaktub dalam Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia. 

Tetapi, masyarakat seperti melupakan kepatuhan dan menghormati apa yang sudah dianjurkan. Sulit untuk sadar bahwa mereka sudah berbuat salah.

Penulis yakin bahwa sudah banyak informasi dan edukasi yang diberikan agar masyarakat tidak mudik, tetapi sepertinya diacuhkan.

Lucu sekali memang masyarakat kita saat ini. Itulah sebabnya, sulit untuk maju karena tingkah dan tindakan kita seringkali melanggar.

Keadaban yang tertanam sejak lama tidak diaplikasikan dengan baik. Himbauan hanya dengan dianggap angin lalu, masuk kuping kiri, keluar dari kuping kanan.

Mereka yang nekad mudik, baik melalui jalan tikus dan memakai truk towing merupakan tindakan yang memalukan. Memalukan bagi mereka karena menjadi sorotan publik. Mereka bagaikan manusia yang "diselundupkan".

Entah mengapa pemudik tersebut melakukan hal tersebut. Padahal, yang mereka lakukan sangat berbahaya dan merusak diri mereka. 

Segala cara dilakukan agar bisa mudik. Itu sangat memprihatinkan. Kalau begini, sulit kita menciptakan hukum yang berkepastian, berkeadilan dan bermanfaat, sebab masyarakatnya sulit untuk diatur.

Padahal, agar menciptakan keadilan, maunya rakyat juga ikut didalamnya. Rakyat juga patuh terhadap aturan agar tidak terjerat hukum.

Namun, saat ini, kita rajin mengatakan agar penegak hukum harus adil, padahal kita juga yang melanggar.

Inilah menjadi pemahaman baru buat kita agar sama-sama bisa menerapkan dan mengaplikasikan hukum dengan baik.

Jangan melanggar aturan larangan mudik dengan tindakan yang memalukan diri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun