Pandemi Covid 19 memang tak ada habisnya untuk dibahas. Ramai-ramai media cetak, online, elektronik dan tulisan-tulisan membahas mengenai virus Covid 19 atau Corona ini.
Tentu saja, karena penyebaran virus Corona adalah masalah global yang kita hadapi bersama. Banyak hal yang mau diulas serta menjadi informasi dan edukasi bagi masyarakat untuk menghadapinya.
Dilansir dari Media Indonesia.com, 3/4/2020 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan hampir 1 juta orang di seluruh dunia telah terinfeksi Covid-19, angka kematian masih akan terus bertambah.
Seorang dokter terapi militer AS mengatakan bahwa sebagian masyarakat mengalami gangguan psikologis dan tekanan jiwa akibat dampak Covid-19. Banyak mengalami tingkat kecemasan yang sangat tinggi.
Ya, memang itulah yang terjadi saat ini. Buktinya jelas ketika ada penolakan pemakaman jenazah di Indonesia negeri kita tercinta ini.Â
Hal itu karena kecemasan dan ketakutan yang tinggi terpapar virus Corona. Masyarakat ketakutan virus Corona masuk ke tubuh mereka melalui udara, padahal selama tidak saling bersentuhan atau memegang benda-benda tertentu yang dipegang banyak orang, dan  mencuci tangan yang bersih, maka kita tak akan pernah terpapar virus Corona.
Dalam tulisan saya yang kemarin pun sudah lebih lanjut diurai di sana. Itulah yang harus dipahami banyak orang agar tidak terjadi gangguan mental.
Sudah sangat sering pemerintah menginstruksikan agar masyarakat jangan panik, karena sangking paniknya, semua bahan makanan dibeli, hand sanitizer, masker diborong sampai tenaga medis kita kekurangan alat pelindung diri atau APD.
Sedikit-sedikit kita dihantui ketakutan sehingga semakin cemas, hingga hal itu dapat menimbulkan penyakit baru.
Yang terpenting imbauan pemerintah itu yang didengar. Jangan keluar rumah dulu, cuci tangan, pembatasan sosial dengan orang lain, olahraga ringan, minum air putih dan makan buah-buahan. Jika perlu jangan mudik dulu meski ada pemberitaan mengenai dibolehkan mudik.Â
Semua ini sebenarnya untuk kebaikan kita. Agar kita tidak panik dan panik. Jika masih panik dan cemas, baiknya periksakan diri ke dokter yang berkompeten untuk itu, melakukan bimbingan konseling ataupun terapis mengurangi kepanikan atau kecemasan.
Saya, kamu, kita dan mereka sama-sama takut terinfeksi virus Corona karena telah memakan korban. Tetapi, saya dan kita mari mencoba menenangkan diri dan melaksanakan apa yang dikatakan dokter dan pemerintah. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H