Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pencalonan Gibran di Pilwalkot Solo dan Tangkisan Dinasti Politik oleh Jokowi

12 Desember 2019   19:12 Diperbarui: 12 Desember 2019   19:12 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Putra Jokowi Gibran Rakabuming Raka resmi melamar jadi Bacalon Walikota Solo di DPD PDIP Jateng, Media Indonesia/Haryanto

Isu-isu mengenai kendaraan politik yang dipakai putra Presiden Jokowi Gibran Rakabuming untuk mencalon sebagai Walikota Solo kini sudah menemui titik temu.

Akhirnya, Gibran jadi mencalonkan diri sebagai calon walikota Solo melalui PDIP. 

Namun, menarik, pencalonan itu banyak kritikan bahwa akan terjadi dinasti politik, dimana ayah dan anak menjadi pemimpin di masa waktu yang sama.

Ada pandangan bahwa untuk mencegah dinasti politik itu, maka harusnya Gibran mencalonkan diri sebagai walikota setelah Jokowi habis masa jabatannya.

Dilansir dari mediaindonesia.com, 12/12/2019, Presiden Jokowi membantah tengah membangun dinasti politik lantaran putra sulungnya, Gibran mencalonkan diri sebagai calon Walikota Solo dan menantunya Bobby Nasution yang ikut Pilkada Medan 2020.

Menarik memang melihat dinamika politik ini. Waktu lalu, sering sekali saya mendengar dan menonton bahwa Gibran dan Kaesang menurut Pak Jokowi tidak tertarik politik saat ini.

Keduanya pun menegaskan tidak tertarik politik, tetapi buktinya sekarang semua berubah. Gibran akhirnya mencalonkan diri sebagai calon Walikota Solo.

Beginilah dinamika politik yang tak dapat ditebak. Tetapi, mengenai dinasti politik yang diributkan saat ini, kalau saya pribadi berharap saja agar Presiden Jokowi dan Gibran kalau menang Walikota Solo benar-benar melaksanakan tugasnya dengan baik.

Tidak menggunakan kekuasaan yang mereka miliki untuk sesuatu hal yang mereka mau. Tidak ada juga praktik-praktik penyelewengan kekuasaan dan juga praktik korup selama mereka memimpin di daerah yang dipimpin.

Itu harapan saya pribadi. Memang benar kalau Gibran belum tentu menang dan dipilih rakyat. Tetapi mungkin juga menang. Nah, ketika menang jangan menyalahgunakan kekuasaan yang dimiliki.

Semoga istilah dinasti politik yang dipakai masyarakat terkait Gibran dan Jokowi tidak berdampak buruk bagi sistem pemerintahan dan politik kita.

Apa yang ditakutkan masyarakat, pengamat politik terkait dinasti politik tidak benar-benar terjadi. Dinasti politik kan ditengarai akan banyak menimbulkan ketimpangan dan keburukan, sehingga selama ini ditentang keras.

Saya berharap dan juga kita tidak demikian. Gibran jika menang harus mampu memutus anggapan buruk dinasti politik itu agar masyarakat dan pengamat politik pun berpikiran dinasti politik bukanlah sesuatu yang buruk. Dinasti politik juga bermanfaat dan positif bagi sistem pemerintahan dan perpolitikan di Indonesia.

Dalam tulisan ini juga, saya tidak terlalu mempermasalahkan dinasti politik itu karena saya sendiri belum mengetahui pasti dampak buruk dari dinasti politik. Dengan ikutnya Gibran dalam Pilwalkot Solo akan membuat saya lebih mengerti dinasti politik, apakah buruk atau baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun