Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Seandainya YouTube Memberi Ruang untuk Menulis

5 September 2019   16:48 Diperbarui: 5 September 2019   18:31 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digitalisasi saat ini, menjadi youtuber adalah pekerjaan yang menjanjikan dan bisa membuat kita bergelimang harta atau uang. Betapa tidak, lihatlah kawan-kawan sekalian Youtuber Atta Halilintar masuk di dalam daftar 10 youtuber terkaya di dunia.

Berdasarkan data Purple Moon Promotional Product, Atta menduduki posisi nomor delapan dalam daftar itu dengan penghasilan diperkirakan mencapai Rp. 269 miliar per tahun. Sementara estimasi penghasilan nya perbulan adalah 1,3 juta poundsterling atau setara Rp. 22,4 miliar. 

Belum lagi, Atta meraup penghasilan dari dunia akting dan musik serta toko online sendiri.

Begitu indahnya hidup Atta karena YouTube Memberi Ruang buatnya. Bukan itu saja teman-temanku sekalian. Lihatlah sudah banyak dan mungkin sudah jutaan orang punya akun YouTube. 

Mereka mungkin terinspirasi dari dunia digitalisasi saat ini bahwa YouTube bisa memberi orang makan. Saya tak punya akun YouTube karena saya tak punya bakat membuat sebuah vlog dan lainnya. Saya hanya bisa menulis di koran dan media online seperti Kompasiana yang kita cintai ini.

Saya merenungkan andai YouTube tergerak memberikan ruang bagi penulis, mungkin diantara kita ini ada yang seperti Atta, dimana puluhan juta membaca tulisan kita. Mungkin diantara kita akan ada yang jadi Milioner maupun jutawan.

Oh sungguh indahnya. Saya juga merenungkan, menjadi seorang penulis adalah karier yang menjanjikan dan mengedukasi bahkan bisa jadi lebih bermanfaat dari seorang youtuber. Akun YouTube kita lihat saja, kebanyakan tentang wawancara dengan para tokoh negara, tentang liburan, komedi atau hal-hal seru lainnya, bahkan ada yang berbau asusila atau pornografi. Terlihat dari kasus ikan asin bukan?.

Belum lagi, ada berisi kekerasan atau kata kasar seperti apa yang viral tentang Nikita dan Elsa Syarief. 

Coba seandainya diberikan ruang juga mengenai tulisan, mungkin akan banyak orang yang teredukasi. Perlu catatan juga, jangan sampai tulisan berbau porno atau asusila, hoaks dan lain sebagainya.

Andai YouTube memberikan ruang bagi penulis, mungkin juga akan banyak yang bertekad belajar menulis karena sebagai penulis itu sangat menjanjikan.

Andai saja itu benar terjadi, maka semakin indah hidup ini bukan?. Hehe. Saya berharap pemilik YouTube bisa menyediakan ruang bagi seorang penulis menyampaikan gagasan jernih, cerdas dan mengedukasi rakyat.

Di tengah era digitalisasi ini memang butuh banyak ruang untuk menulis. Bagaimana nasib penulis bila harga kertas naik, semua serba digital dan media online semakin banyak, tetapi tak memberi ruang untuk menulis dan media cetak koran, majalah, tabloid dan lainnya pun tutup karena tak bisa melawan era digitalisasi ini?. Bagaimana nasib penulis buku dan koran serta karyawan media cetak?.

Ini harus dipikirkan juga oleh pemerintah karena sudah semakin nyata teman di mana koran-koran yang ada sudah semakin mempersempit rubriknya. 

Lihatlah Harian Kompas saja sudah semakin sedikit halaman per eksemplar. Rubrik Opini Kompas pun yang biasa saya baca kadang ada lima tulisan, kadang tiga atau empat tulisan, kini sudah menjadi dua tulisan, pernah juga kalau saya tidak salah satu tulisan.

Belum lagi kawan, saya suka menulis di koran Bali, tetapi kini tinggal 1 tulisan, koran Waspada Medan pun kadang menyediakan empat tulisan, kini setiap hari hanya dua tulisan.

Bisa jadi jawabannya adalah media cetak sedang dilanda disrupsi. Oh, sungguh menyedihkan sekali. Tak dapat dipungkiri bahwa koran sedang mengalami pesakitan, sudah ada beberapa yang saya tahu sudah tutup atau tak beroperasi.

Karena itulah, harus ada inovasi baru, dimana media cetak juga menyediakan rubrik online nya mungkin, atau mencari inovasi baru agar dapat melawan tantangan zaman saat ini.

Sebab itulah, saya menyuarakan andai YouTube menyediakan ruang untuk menulis dan banyak media lainnya pun begitu, mungkin akan semakin lebih baik. Bila menjadi youtuber atau konten kreator saja bisa mencari uang, maka penulis juga harus bisa.

Menjadi youtuber belum tentu lebih baik dari penulis. Maka, harapannya banyak media yang bisa memberikan ruang untuk menulis, terutama YouTube yang digandrungi oleh masyarakat.

Oh andai YouTube mendengar dan membaca ini, mungkin akan ada bahkan banyak penulis seperti Atta Halilintar, Ria Ricis, Raditya Dika dan youtuber terkenal lainnya. Saya dan kita mungkin menantikan itu tahun ini atau tahun depan. Andai saja itu terjadi!. Salam. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun