Jadi, bila ada yang memanasi, provokasi dan menghasut kita, maka provokasi dan hasutan itu tak akan berlaku, karena keluarga tidak ada yang saling memangsa. Mereka saling berdamai, saling membangun dan saling bergotong royong, bagaimana agar keluarga harum di mata keluarga lainnya.
Jadi, saudara-saudara mari kita membentuk keluarga rukun dengan saling menghargai dan menghormati. Jangan mau terprovokasi. Jangan mau merusak hubungan kekeluargaan diantara kita. Jangan mau menciderai Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa dan negara.
Ramadan juga mengajak kita membentuk keluarga yang rukun. Kesucian Ramadan mengajak kita untuk bersatu dan siap melawan ombak besar yang bisa saja menyerang kekeluargaan kita. Maka, hindari kerusuhan yang terjadi kemarin. Jangan kita ulangi. Tolong kita saling menghargai dan menghormati sebagai keluarga saudara-saudara sekalian. Biarlah yang terjadi kemarin jadi pembelajaran yang sudah membuat luka di bulan suci ini. Jangan buat luka itu lagi baik di bulan Ramadan maupun tidak pada  bulan Ramadan.
Mengertilah bahwa persatuan dan hubungan keluarga diantara kita itu paling penting. Jika ada yang salah, maka cari kebenaran atau maafkan mereka. Upayakan hukum sebagai panglima bila ada kejahatan maupun pelanggaran, jangan main otot lagi. Ayo saudara kita menangkan Ramadan ini dengan menganggap bahwa seluruh bangsa Indonesia adalah keluarga.
Salam Kompasianer!! Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H