Kalau bisa diringkas,Â
maka hasil curhatan itu akan memiliki 5 topik seperti di bawah ini:Â
1. Cara menulis artikel yang baik.
2. Terintimidasi tulisan jelek atau dicela.
3. Kriteria tulisan yang dijadikan artikel utama atau pilihan.
4. Keuntungan yang segera didapat.
5. Cara ikut atau dapat bonus dari K-Rewards.
Saya memberi 5 saran sesuai topik di atas dan ringkasnya sebagai berikut:
1. Tulis saja, apa yang ingin ditulis. Menulis itu sebuah seni. Ini membutuhkan pembiasaan dan latihan. Tulis sebanyak mungkin, pasti dimuat, kecuali hal tertentu bisa mendapatkan peringatan, lalu suspended.
2. Tidak perlu berharap artikel dibaca apalagi disukai. Tulis saja. Kalau takut, maka foto dan nama bisa disamarkan. Tapi lebih baik yang aslinya. Siapa tahu bisa saling mengenal atau mendatangkan keuntungan tesendiri.
3. Kriteria artikel utama atau pilihan tidak tahu, terserah para editor. Tentu ini ada ukurannya, tapi juga bersifat subyektif kayaknya. Artinya tergantung selera seorang editor atau melalui tukar pendapat di antara mereka. Percaya saja deh. Ada yang dipilih editor, malah pembaca, penilai dan pengomentarnya tidak banyak. Sebaliknya tidak dipilih oleh editor, malah banyak.
4. Jangan berpikir uang dulu. Yang penting kirim artikel saja. Keuntungannya: tidak cepat pikun, memaksa diri untuk membaca, bisa berbagi ilmu atau pengetahuan, mendapat teman baru dan tidak memberikan kesempatan untuk berpikir yang tidak produktif.
5. Menjadi peserta K-Rewards dengan daftar resmi dan sudah divalidasi dulu (centang hijau). Lalu baca aturan main di Kompasiana.com saja. Kirim tulisan. Tidak perlu dipikir lagi. Kebijakan rewards ada di tangan editor. Percaya saja.
Saya berpikir, mengapa kok begitu ribet mau menulis artikel ini? Memang ada aneka tipe Kompasianer. Sering yang dipikir hanya haknya saja, yaitu apa yang bisa didapat. Normal sih.
Coba bayangkan kalau kita yang memiliki blog atau situs, lalu mengundang para penulis untuk berpartisipasi menulis artikel di dalamnya, tentu pemiliknya yang membuat kebijakannya.
Apakah penulis dirugikan? Ini tergantung sudut pandang. Tidak salah memiliki harapan tertentu, namun kalau memaksakannya akan membuat kita tidak pernah puas. Selamat menulis.-