4. Lingkungan. Melalui lingkungan tertentu yang isinya terus membicarakan dan membakar semangat untuk melakukan revolusi sosial dengan alat dan tujuan tertentu.Â
Di sinilah akan muncul kelompok-kelompok yang anti-sosial, yang bisa merusak kebaikan yang telah tertata dengan rapi. Lingkungan ini telah membentuk opini tertentu yang membakar semangat untuk balas dendam.
5. Merasa Dirugikan. Ini yang sering dialami kita, bukan? Karena merasa di-bully atau ditipu (non-materi atau materi), maka seseorang bisa mencari cara untuk bisa membalasa dendam atas perlakukan yang telah menimpanya. Bisa segera dilakukan atau menunggu setelah sekian tahun menanti waktu yang tepat untuk balas dendam
6. Kemarahan. Inilah pencetus utama daripada balas dendam. Tapi ini bukan sembarang marah, namun perpaduan bentuk amarah dan sakit hati yang telah terpelihara sekian waktu. Kemarahan yang membara ini akan terus mengendalikannya. Hingga suatu hari meletus dan itu bisa merusak damai sejahtera yang ada.
7. Efek Hoaks. Awalnya baik-baik, tapi ternyata membaca sebuah berita tiba-tiba jadi ingin balas dendam. Hal ini bukan cuma terjadi di Indonesia, namun di beberapa negara juga menghentikan operasional media massa atau sosial tertentu demi untuk menurunkan tensi kemarahan yang bisa berujung pada balas dendam.
Ada 7 penyebab dendam, mungkin bisa dikembangkan lagi. Jika tidak mewaspadai kehadiran penyebab dendam itu, maka akan membuat kita terseret arus tanpa terasa menjadi pendendam pula. Bagaimana ciri-ciri seorang pendendam?
5-M Ciri Pendendam:Â
1. Merasa Benar. Seseorang yang memiliki pendirian itu bagus, daripada seorang yang bingungan mudah diombang-ambingkan oleh aneka pendapat. Jika pendapatnya itu tidak mau dikoreksi, ini adalah cikal bakal seorang yang keras kepala.Â
Orang seperti ini, jika sedang marah akan mengerikan sekali. Sulit dipadamkan, karena pendapatnya yang paling benar. Semua pendapat yang lain itu salah semua.
2. Mudah Tersinggung. Seorang yang mudah usil atau menghina perilaku seseorang, biasanya itu mencerminkan kelemahan dirinya sendiri. Jika perlakukan itu dibalik, maka akan tersinggung pula dirinya.Â
Seorang yang sensitif begini kalau disakiti, akan mencari cara untuk bisa balas dendam. Penampilannya tetap biasa saja, namun telah menjadi musuh dalam selimut.
3. Menutup Diri. Ini bukan masalah pribadi yang introvert atau ekstrovert, tetapi akibat sesuatu yang menimpa dirinya. Tetap mau kumpul-kumpul yang terbatas, namun tidak bisa terbuka seperti dulu lagi. Kemungkinan bisa karena minder atau sombong, dalam perspektif luas tentunya.Â