"Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik."
Pada suatu petang di persimpangan jalan yang terdapat lampu lalu lintas (traffic light), terjadi sebuah dialog kagetan. Seorang anak muda mengendarai sebuah motor dengan taat, berhenti persis di belakang garis marka putih saat lampu menyala merah. Lalu saya berhenti pula di sampingnya, tetapi tidak terlalu merapat (dempet) dengannya.
Tiba-tiba dari belakang seorang ibu muda menerobos di antara saya dengan anak muda ini, dengan membunyikan klakson. Mungkin karena terlalu sempit (atau kesenggol), lalu tiba-tiba anak muda itu berteriak keras kepada Ibu muda ini dengan suara nyaring, "Mbak itu lampu merah, koq nerobos aja."
Teriakannya yang lantang itu, membuat saya berpaling melihat ke ibu muda yang menerobos dan cuek saja. Setelah itu saya melihat ke arah anak muda itu, yang masih mengomel sendiri sembari melihat ke saya.
Tak selang berapa lama dari belakangnya ada lagi yang ingin menerobos juga. Lalu anak muda ini sekali lagi berteriak, "Lampu merah, Mas," sambil tangannya menunjuk ke arah lampu yang sedang menyala merah tersebut.
Saat saya memperhatikannya dengan serius, sesungguhnya saya sedang tertawa 'ngakak' dalam hati. Mengapa? Karena anak muda itu, seakan menjadi seorang yang taat berlalu-lintas, hingga saat lampu menyala merah pun, dia berhenti dan tidak melanggar garis marka sekalipun. Padahal dia sendiri ternyata tidak menggunakan helm. Alamak.Â
Sejarah Traffic Light
Pada tahun 1863 di Inggris, awalnya lampu lalu lintas masih berupa sinyal 'stop & go'. Kemudian berubah dengan menggunakan lampu yang memiliki dua warna saja, yakni hijau dan merah. Pemilihan warna itu juga terkait supaya yang buta warna, tetap bisa membedakannya.
Lalu J.P. Knight pada tahun 1868 memasang lampu lalu lintas yang pertama di bagian luar dari Gedung Parlemen di Inggris. Saat itu pengoperasiannya tidak menggunakan listrik melainkan menggunakan gas.
Petugas polisi harus mengendalikan lampu dengan tangannya dalam upaya untuk mengatur kendaraan yang menyeberang di Bridge Street, Great George Street dan Parliament Street di dekatnya.
Namun keberadaanya ini berumur pendek, karena terjadi suatu ledakan pada tahun 1869, saat terjadi kebocoran di saluran gas yang lewat di bawah perangkat itu meledak. Hal ini secara serius telah melukai petugas polisi yang mengoperasikan lampu. Semenjak itu tidak dipasang lagi.