Setelah sekian waktu bertarung untuk mengunggulkan jagonya masing-masing dalam perang-perang urat syaraf yang kecil, maka perlu beristirahat sejenak untuk memasuki peperangan dengan skala nasional, bahkan internasional.Â
Begitu sarkasmekah ungkapan ini? Ini hanya untuk menunjukkan kengerian yang bakal terjadi, jika para pemimpin lepas kendali atas massanya. Sebuah ungkapan dari Kenya berkata, "Jika para gajah berperang, maka rerumputan yang merasakan kesakitan."
Masa tenang, biarlah membuat pikiran tenang, hati tenang, niscaya hidup juga tenang. Mencoblos dengan tenang dan menantikan hasilnya juga dengan tenang. Mengingat kita ini bersaudara, sebangsa dan setanah air. Indonesia damai, maka rakyat ikut damai pula.
Marilah tenang menghadapi hidup ini. Rejeki telah ada yang mengatur. Sebuah ungkapan sekitar 3000 tahun lalu berkata, "Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah - sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur. Berkat Tuhan-lah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H