Mohon tunggu...
Juanda Azhari
Juanda Azhari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mental Kancil

16 Januari 2023   19:47 Diperbarui: 16 Januari 2023   20:03 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua orang berhak menentukan keinginan dan kebijakannya masing-masing. Namun, seringkali keinginan tak sejalan dengan kebijakan yang diputuskan oleh kita insan manusia. Ada banyak hal yang menyebabkannya terjadi, salah satunya bisa kita kulik dari kisah dibawah ini.

Mail diajak untuk bergabung dalam keluarga mahasiswa daerahnya. Tentunya dengan segala macam doktrin yang telah diterimanya, Ia mengiyakan ajakan tersebut. Here we go! Setelah melalui serangkaian tahap agar bisa menjadi warga organda, senja menjadi saksi perjuangannya menaklukkan pertanyaan-pertanyaan yang menguji ketajaman mahasiswa dalam bernalar lewat pos pos yang telah disediakan.

Hingga akhirnya mereka dikukuhkan dan telah berstatus warga di organisasi itu. Senyum _pula'ngis_ tampak dari wajah mereka, kecuali Mail yang tampaknya menyimpan sesuatu di lubuk hatinya yang terdalam. 

***
Adek-adekku sekalian, tanggal 17 bulan depan akan diadakan pengumpulan pertama sebelum kalian di kader agar berstatus warga di kema fakultas kita. Hilangkan niatan kalian untuk tidak mengikuti prosesnya. Ingat!! Kalian akan dikucilkan jika tidak mengikuti proses! Paham??. Panjang chat yang dikirim senior melalui group chat WhatsApp
Yang tak dinginkan sebentar lagi dimulai.

 Hari-hari kuliah serasa di neraka akan terasa sepanjang Masih berada di lingkungan fakultas. Mail kemudian menanyakan perihal Proses pengkaderan fakultasnya kepada senior dia di organda. 

Seniornya kemudian berkata " kalau mauko lolos proses, janganko banyak tingkah, jangan menonjol, dan jangan melakukan sesuatu yang mengundang tawa" mendengar hal tersebut lantas membuat Mail berfikir sejenak.

 "Haruskah aku mengikuti nasihatnya?". Ia skeptis karena saat proses di organda ia melakukan hal sebaliknya dan justru membuatnya menjadi peserta terbaik.


Dia kemudian menanyakan seniornya yang lain dan jawabannya hampir sama. Setelah bergulat dengan pikirannya, muncul ide yang mungkin bisa kita katakan kalasi (baca licik). Ia akan mengubah dirinya, mulai dari kepribadian, pakaian, dan caranya berbicara pada saat sedang diadakan pengumpulan. Ia yang dulunya sering di anggap pejantan tangguh sewaktu sma berubah menjadi seorang kutu buku dengan wajahnya yang memelas. Tak lupa kaca mata yang tertenteng diatas hidung. Pengumpulan pertama Mail bolos. Ia datang pada pengumpulan selanjutnya dengan terlambat karena ada acara yang harus ia ikuti bersama dengan teman-temannya. Ia kemudian di hukum meskipun pihak penyelenggara sudah berkomunikasi dengan senior bahwasanya mereka akan terlambat namun tetap saja hukuman dilayangkan. Mereka pun push up dan stretch tangan. Angin sepoi membuat suasana tegang tatkala mereka dibawa ke tempat pengumpulan di pelataran fakultas  hukum. 

Pohon pohon besar mengelilingi pelataran. Dudukan dudukan bernoda seakan tak pernah dibersihkan setahun lamanya. Ditambah senior yang begitu banyak dihadapan mereka yang mulai menginterogasi. " Kenapa    Kalian    Terlambat....? " tanya korlap Tak ada yang bersuara, semua seakan terbungkam oleh suasana dan keadaan yang sangat tegang dan mencekam. Korlap kembali bertanya tetapi tetap saja tidak ada yang menjawab. 

Senior yang lain kemudian berteriak " oiii jawabki Sundala, Batuko kahhh?? "


Salah satu dari kami angkat suara. " kami ikut kegiatan lomba kti tingkat fakultas kak " 

"jadi menurut kalian proses kalian menjadi warga tidak penting? Berarti lomba itu lebih penting dari ini?" Temannya yang lain langsung menjawab " bukan begitu kak, kami juga disarankan oleh Pembina ekskul yang menyelenggarakan kegiatan ini untuk ikut kegiatannya dulu karena sudah konfirmasi di kita kak ". 

Situasi seketika hening, sementara tak jauh dari tempat mereka terdengar suara pukulan menghujam. " posisi... " semua terdiam "oii paham maksudku kah? Push up sundala " mereka lantas push up dengan teknisnya yaitu push up sampai bodoh. Temannya dari tempat sebelah juga ikut push up atas dasar kesolidtan dari angkatan mereka meskipun mereka tidak terlambat. 

"Siapa namanya presidennga?" "Pak Jokowi" "push up lagi!! " 1+1 berapa" " 2 kak" hahaha push up lagiii"  5+2 berapa" teman disebelahnya membisiki temannya untuk menjawab dengan salah.. "100 kak" "betulll dekk bangunmkosemua. Jadi kalian semua bo?? Bo??"

 "Bodohhh" jawab beberapa dari mereka. Mereka kemudian dibawa ke tempat temannya yang tak terlambat. Kemudian mereka diberikan informasi seputar sejarah dan makna logo senat mahasiswa fakultasnya. Matahari mulai tenggelam di ufuk barat. Waktu menunjukkan pukul 06:00 suara Adzan berkumandang. 

"Buka buka..." teriak salah satu senior.  Beberapa teman mail sudah terlihat letih dan sangat ingin berbuka puasa namun mereka tak kunjung di pulangkan. Tak lama Kemudian, mereka dibawa menuju ke aula fakultasnya dan ternyata telah tersedia air gelas disana. Mereka Kemudian berbuka dengan air putih. Setelah itu mereka dipulangkan ke kostnya masing-masing. Mail berkendara menuju ke rumahnya. Ditengah perjalanan tiba-tiba seseorang menyuruhnya untuk berhenti dengan memepet motornya,

 " Tabe' dek mohon maaf ini kucegatki dijalanan, Maua ini bertanya dari fapertaki?" 

"Iye kak" jawab mail dengan kebingunan.

 "Kitauki ini dek?" Orang tersebut memperlihatkan gambar yang Ada Di smartphonenya.

 " oh iya kak saya tahu orangnya" mendengar Hal tersebut. Lelaki bernama putra itu meminta nomor wa seseorang yang Di gambar tersebut kepada mail. Awalnya Ia menolak tapi karena paksaan dari putra Ia memberikan nomor teman angkatannya tersebut. Mail mentelentangkan badannya dikasur empuk. Ia Kemudian tertidur lelap tak sempat bersih-bersih dan mengganti pakaiannya.

***
Kenapa ada yang bermasalah teman angkatanmu sama senior?? Begitulah isi chat teman mail, Razul dengan senior yang Ia teruskan ke group chat angkatannya.  Sontak group angkatannya yang biasanya sunyi langsung gemuruh oleh mereka yang bergunjing. Ada yang Menggertak mencari tahu siapa yang bermasalah Ada pula yang Coba menenangkan. Kepala suku Kemudian membuka forum yang bertempat Di warung mas rodho
Mirisnya yang nadir hanya sembilan orang dari 263. Amarah ketua angkatan ia luapkan dalam group chat Ada beberapa yang tdk setuju namun persetujuan diambil dari suara terbanyak. Akhirnya diperoleh hasil yaitu :
1. Setiap bertemu atau berpapasan dengan senior Baik Di lingkungan fakultas, kampus, dan luar kampus, Harus Sopan dan menyapa senior tersebut
2. Dilarang keras merokok Di lingkungan fakultas dan kampus
3. Jika bukan keadaan yang mendesak, tidak usah chat atau menghubungi senior siapapun itu

Pra pengkaderan ke 2 dimulai pukul 06:00 wita. Mail datang 1 menit sebelum terlambat. Untungnya ia menancap gas motornya sewaktu dalam perjalanan menuju ke tempat tersebut. Disana mereka baru ada 70 orang dari 267. Nampak wajah korlap yang menatap tajam ke arah mereka yang juga menggigit bawah bibirnya. Terlihat wajah kecemasan dari mail dan teman-temannya sebab pada pertemuan sebelumnya telah disepakati bahwa bilamana yang datang tidak cukup 115 maka yang hadir akan diberi hukuman bagi laki-laki push-up sampai cape' dan Wanita skot jump sampai kaki gemetar. Jika dilihat dari hukumannya kalau dari sudut pandang orangtua mungkin akan mengatakan terlalu berlebihan, namun jika dilihat dari kaca Mata senior apalagi senior yang super tua, kalian pasti tahu jawabannya apa!!
Dan benar saja jumlah mereka tidak cukup sesuai dengan kesepakatan sebelumnya dan mirisnya mereka kurang 1. Sungguh kekesalan yang mendalam mereka rasakan kala itu. Mereka melakukan hukuman yang telah disepakati. Suasana yang hening berubah riuh ketika Dita kambuh asmanya sewaktu skot jump. Senior yang melihatnya pun langsung memberikan pertolongan pertama. Semua terhenyak dan tegang. Dita dibawa ke rumah sakit. Ketang dan korlap stand by di rs. Dosen berjalan terhentak. Kakinya seakan menumbuk lantai dasar, orang2 di rs yang tak tahu menahu tentang kejadian merasa kesal karena dosen yang juga menjabat sebagai wakil dekan 3 tersebut karena ia berjalan tak lihat orang. Siapapun yang menghalangi jalannya Ia sambar. Hingga akhirnya Ia melihat Korlap di ujung yang bersandar di tembok. Langkah wd 3 semakin gencar. Hingga ia berhasil meraih korlap yang kemudian saling berhadapan. Tatapan mata yang keras menembus suasana hati korlap dan mental yang kuat menjadi runtuh. "Kalau anak itu tidak selamat, saya do dan penjarakan Kamu sesuai kesepakatan kita sebelumnya." Tegas wd 3.


" iya pak" jawab korlap dengan bibir yang gemetar Hampir 1 jam pak dokter menangani Dita. Pintu kamar terbuka. Yang keluar adalah perawat. Korlap langsung menghampirinya dan menanyakan keadaan Dita. Perawat tersebut mengatakan bahwa Dita masih dalam penanganan. Tak lama setelahnya, Keluarga Dita datang. Salah seorang dari mereka berlari menghampiri korlap. Pukulan melayang menghujam pipi kanannya. Seketika Pria tersebut ditarik oleh keluarganya. Ternyata dibawah Ia bertemu dengan salah seorang teman Dita. Ia memberitahu ayah Dita bahwa yang bertanggung jawab atas masalah ini adalah pria berbaju hijau tai kerbau dan memakai topi yang ciri tersebut diambil dari ciri korlap. Itulah Kenapa ayah Dita tanpa mengucap kata langsung meninju pelipis kanan korlap.


"Mahasiswa tak beradab. Berhenti saja kamu kuliah kalau bisanya merugikan dan menyakiti hati orang lain" Kata Ayah Dita yang akrab disebut Roy.


Tiba-tiba pintu terbuka dan dokter memanggil ayah dan Ibu Dita. Dokter frans berkata "Dita baik-baik saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan."  Tegang berubah menjadi sukacita.
***
Seminggu telah berlalu.
"Cepat... Cepat.  Percepat langkahnya, awas yang terlambat dapat hadiah." Seru korlap. Mereka bergegas dan tergesa-gesa. Ada yang terjatuh karena tersandung batu, sementara Mail masih bersiap-siap Di kostnya. Keluar masuk karena selalu Ada yang terlupa. Ia kebingungan mencari kunci motornya. Setelah mencari-cari Akhirnya Ia menemukannya di dalam wc.

 Ia menaiki motornya dan langsung gas polll. "Ooo awas" teriak penjual sayur kepada mail. "Sorry pak" kata Mail. Akhirnya Ia sampai di pelataran fakultasnya. Disana teman-Temannya sudah berjalan dituntun senior. Beberapa  dari mereka yang terlambat di interogasi. Sebagai hadiah dari keterlambatannya mereka disuruh berjalan jongkok. Lima kali bolak balik. Hingga akhirnya Mereka disuruh bergegas bergabung ke teman-temannya yang tidak terlambat. Mereka didudukkan di lantai. Berselang 5 menit, muncul temannya yang lain. Mereka dipisah dan dipegang oleh beberapa senior, kemudian terdengar suara nyaring seperti suara sendal yang menampar tembok. Mereka yang duduk kaget mendengarnya.

20 Februari 2021

Di Jagad Semesta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun