Mohon tunggu...
Juanda Azhari
Juanda Azhari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mental Kancil

16 Januari 2023   19:47 Diperbarui: 16 Januari 2023   20:03 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


" iya pak" jawab korlap dengan bibir yang gemetar Hampir 1 jam pak dokter menangani Dita. Pintu kamar terbuka. Yang keluar adalah perawat. Korlap langsung menghampirinya dan menanyakan keadaan Dita. Perawat tersebut mengatakan bahwa Dita masih dalam penanganan. Tak lama setelahnya, Keluarga Dita datang. Salah seorang dari mereka berlari menghampiri korlap. Pukulan melayang menghujam pipi kanannya. Seketika Pria tersebut ditarik oleh keluarganya. Ternyata dibawah Ia bertemu dengan salah seorang teman Dita. Ia memberitahu ayah Dita bahwa yang bertanggung jawab atas masalah ini adalah pria berbaju hijau tai kerbau dan memakai topi yang ciri tersebut diambil dari ciri korlap. Itulah Kenapa ayah Dita tanpa mengucap kata langsung meninju pelipis kanan korlap.


"Mahasiswa tak beradab. Berhenti saja kamu kuliah kalau bisanya merugikan dan menyakiti hati orang lain" Kata Ayah Dita yang akrab disebut Roy.


Tiba-tiba pintu terbuka dan dokter memanggil ayah dan Ibu Dita. Dokter frans berkata "Dita baik-baik saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan."  Tegang berubah menjadi sukacita.
***
Seminggu telah berlalu.
"Cepat... Cepat.  Percepat langkahnya, awas yang terlambat dapat hadiah." Seru korlap. Mereka bergegas dan tergesa-gesa. Ada yang terjatuh karena tersandung batu, sementara Mail masih bersiap-siap Di kostnya. Keluar masuk karena selalu Ada yang terlupa. Ia kebingungan mencari kunci motornya. Setelah mencari-cari Akhirnya Ia menemukannya di dalam wc.

 Ia menaiki motornya dan langsung gas polll. "Ooo awas" teriak penjual sayur kepada mail. "Sorry pak" kata Mail. Akhirnya Ia sampai di pelataran fakultasnya. Disana teman-Temannya sudah berjalan dituntun senior. Beberapa  dari mereka yang terlambat di interogasi. Sebagai hadiah dari keterlambatannya mereka disuruh berjalan jongkok. Lima kali bolak balik. Hingga akhirnya Mereka disuruh bergegas bergabung ke teman-temannya yang tidak terlambat. Mereka didudukkan di lantai. Berselang 5 menit, muncul temannya yang lain. Mereka dipisah dan dipegang oleh beberapa senior, kemudian terdengar suara nyaring seperti suara sendal yang menampar tembok. Mereka yang duduk kaget mendengarnya.

20 Februari 2021

Di Jagad Semesta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun