Mohon tunggu...
Juanda Azhari
Juanda Azhari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rusun Lateppo

11 Januari 2023   15:06 Diperbarui: 11 Januari 2023   15:17 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


"Ah ni bocah, Kamu mau Pak joko diomelin."


"kalau bapak ngetuk, nanti dia sembunyiin Tirta." Terang Rian. Alhasil Joko menuruti Rian. Ia memutar gagang pintunya.


"siapa diluar." Ucap Ibu Sista mendengar suara pintu."


"aduh, pintunya kekunci." Celetuk Rian. Joko memukul ringan kepala Rian setelah mendengar suara Ibu sista. Pintu terbuka dan mereka saling tatap dan senyap beberapa detik. Joko langsung meminta maaf namun maafnya tidak dipedulikan. Ibu sista justru menanyakan kenapa Pak joko ingin membuka pintu rumahnya. Pak joko terdiam. Ia bingung harus ngomong apa. Ia melirik ke arah Rian yang menatap ke arah lain dengan menyenggolnya. Rian lantas menatap Pak joko dan memberinya kode. Pak joko tak paham dengan kedipan mata Rian.


"saya mau bicara sesuatu tapi nggak enak kalau disini, nanti didengar tetangga." Ujar Pak joko.


"Ya sudah masuk. Kita bicara di dalam." Mendengar perkataan Ibu sista, Rian tersenyum ke Pak joko. Mereka masuk. Rian melirik-lirik dan tak melihat Tirta. Sementara Pak joko berbincang-bincang, Rian menanyakan toilet ke Ibu sista. Anehnya Ia dilarang menggunakan toilet rumahnya dan malah menyuruh Rian kencing dirumahnya saja karena toiletnya kotor.


Rian keluar dari rumah itu dan menuju ke rumah Tirta. Ia memanggil Tirta dari luar rumahnya. Pintu terbuka dan Ibu tirta mengusir Rian karna Tirta tidak sedang di Rumah. Belum sempat Rian bertanya hal lain, Ia menutup pintu. Rian kembali ke Rumah Sista.


"Lah, kok kekunci. Permisi!" Ucap Rian sambil mengetuk pintu. Tak ada yang merespon. Setelah beberapa kali mencoba dan tak ada yang membuka pintu, Ia kembali bermain dengan teman-temannya dan memilih melupakan apa yang telah terjadi.


Tak terasa sudah seminggu Tirta tak bermain dengan teman-temannya. Mereka setiap hari memanggil Tirta bermain namun Ibunya mengatakan Tirta sedang berlibur ke rumah neneknya di kampung. Rian semakin heran dengan satpam rusun yang telah diganti oleh seorang pria dingin dan pucat.


Rian terbangun dari tidurnya. Ia melihat jam tangannya dan ternyata pukul setengah dua belas malam. Ia ke dapur meneguk segelas air putih.


Ketika Rian ingin masuk ke kamarnya, tiba-tiba suara langkah kaki segerombol orang lewat depan rumahnya. "suara apa itu? Aneh sekali rusun ini." Jengkel Rian. Ia mengintip dari jendela tapi mereka sudah melangkah jauh dari rumahnya maka dari itu Dia membuka pintu dan mengejar gerombolan orang itu. "hei sedang apa kalian di rusun tengah malam?" tanya Rian begitu berani. Tak ada yang meresponnya. Mereka tetap berjalan. Ia terkejut ketika melihat seorang anak yang menurutnya mirip Tirta. Yakin dengan apa yang Ia lihat, Rian memanggil Tirta. Anak tersebut menoleh ke belakang dan benar bocah itu adalah Tirta. Tak sampai lima detik Ia menoleh, Ia kembali berjalan dengan gerombolan orang itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun