Mohon tunggu...
Asaf Yo
Asaf Yo Mohon Tunggu... Guru - mencoba menjadi cahaya

berbagi dan mencari pengetahuan. youtube: asaf yo dan instagram: asafgurusosial

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

KKN Penari, Film Pemuas Dahaga Setelah Pandemi

15 Juni 2022   17:16 Diperbarui: 15 Juni 2022   17:21 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cuma akua gak heran, situasinya sudah semakin parah tapi kok tidak segera mengambil Tindakan ya pihak kampus kalau itu beneran pernah terjadi. Seolah-olah semuanya diam . hal yang paling greget saat Nur ingin pulang dan mengakhiri semuanya di des aitu dan langsung ditentang oleh Ayu dengan alasan idealism untuk menyelesaikan projek KKN mereka. Cuma kembali lagi, situasi sudah mengerikan seperti itu, apa ya logis untuk melanjutkan proyek dengan taruhan nyawa mereka? Terus itu beneran Cuma enam orang atau tidak sih? Masak orang KKN kok Cuma enam orang.

Cuma setelah menonton film ini jadi kasihan dengan Ayu dan Bima sih. Pada detik detik terakhir mereka kayak orang koma yang sudah kehilangan sukmanya. Hanya bisa menangis sementara sukmanya sudah di alam lain dibawah  kendali Badarawuhi. Ayu harus menjadi seorang dawuh yang menari terus menerus di setiap inchi desa tersebut. Sementara Bima ya menjadi salah satu suami dari Badarawuhi dan tidak bisa lolos dari alam gaib itu. Pada adegan ini kok aku jadi percaya kalau memang bisa seperti itu. Orang yang mungkin liburan kemana disuatu tempat namun melakukan pelanggaran sehingga akhirnya ada sesuatu yang salah dengan orang tersebut karena ada ikut campur roh dari Kawasan itu. Mengerikan

OH iya, film ini ada dua versi, uncut dan cut. Cuma aku bingung sih, bedanya apa, dan bioskop yang aku tonton itu menayangkan yang versi uncut atau cut. Kalau lihat adegan yang bermasalah sepertinya masalah adegan adarawahui dan Bima deh, Cuma bac abaca di sumber lain yangs udah menonton film versi uncut juga tidak ada adegan vulgar yang bikin berbahaya untuk anak-anah. Mungkin ini justru jadi trik marketing agar orang menjadi penasaran dan menonton film tersebut. hmmmm

film ini ditayangkan saat kita sudah melewati pandemic dan orang sudah mulai ke bioskop dengan lebih bebas. Bayangkan saja orang sudah kelaparan tapi ditunda tunda, maka begitu ada makanan ya langsung disikat habis untuk memuaskan rasa lapar itu. Mungkin itu analogi yang tepat mengenai kondisi ini. Makanya walau filmnya ada beberapa kekurangan yang menjadi pertanyaan, maka tetap saja laris manis. Dengan jumlah penonton lebih dari 9 juta , maka cuan yang didapat oleh bos MD entertainment juga besar banget, hehehe selamat deh buat film ini. Akhir kata, selamat menonton dan menikmati ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun