Sekarang mari kita perhatikan luas kawasan mangrove di dua kota ini. Luas mangrove di kota Surabaya adalah 1100 ha pada tahun 2017 berdasarkan catatan dari dinas kota Surabaya. Sementara luas mangrove di Jakarta atau lebih tepatnya di kawasan Angke Kapuk seluas 44 ha.Â
Dengan perbandingan luas ini saja, kawasan mangrove di Surabaya jauh lebih luas dibanding di Jakarta. Padahal mangrove memiliki beberapa fungsi utama yang perlu kita pertahankan demi kelestarian lingkungan.Â
Beberapa fungsi itu adalah fungsi fisik, fungsi kimia, fungsi ekonomi dan fungsi biologi (setidaknya itu yang saya pelajari di bangku sekolah).
Apa saja fungsi fisik itu?Â
Nah, jelas sekali mangrove bisa membantu mencegah abrasi pantai yang disebabkan oleh gelombang laut yang sangat besar.Â
Gelombang laut yang besar bisa dipecah kekuatannya dan dihambat daya hancurnya dengan menanam mangrove di sepanjang pantai.Â
Tentu saja lebih baik mencegah daripada mengobati. Jangan sampai pantai sudah rusak parah, baru ditanami mengrove (walau sah-sah saja sih).
Apakah itu berarti Surabaya bebas dari banjir rob?Â
Kenyataannya tidak. Banjir rob masih menimpa kota Surabaya, tapi menurut saya, dampak yang ditimbulkan dari banjir rob yang di Surabaya tidak sebesar dan separah banjir rob di kawasan Semarang atau Jakarta.Â
Saya masih ingat, dulu pas di Semarang, saya jalan jalan di suatu tempat (duh lupa daerahnya) yang jelas dari simpang lima ke arah timur.Â
Di kawasan tertentu, saya mencium bau amis dan asin. Padahal lokasinya menurut saya masih jauh dari pantai. Kata teman itu karena banjir rob bergerak jauh sampai ke Kawasan itu.