Mohon tunggu...
Asaf Yo
Asaf Yo Mohon Tunggu... Guru - mencoba menjadi cahaya

berbagi dan mencari pengetahuan. youtube: asaf yo dan instagram: asafgurusosial

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Sui Dhaaga Made In India: Pentingnya Dukungan Istri untuk Berhasil Dalam Pekerjaan

11 Juli 2021   01:46 Diperbarui: 20 Juli 2021   15:20 1749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film ini sedikit banyak menyentil kritik sosial yang ada pada masyarakat India. Mulai dari fasilitas Kesehatan yang tidak memadai, korupsi secara terselubung di rumah sakit. 

Hal ini ditunjukkan dengan sulitnya ibu Mauji untuk segera mendapatkan penanganan. Atau saat Mauji menjual pakaian buatannya ke RUmah sakit, maka mendapatkan kritikan dari Rumah sakit, karena rumah sakit sudah bekerja sama dengan sebuah pabrik pakaian untuk menyediakan pakaian bagi pasien rumah sakit. 

Pabrik tersebut melakukan segala cara untuk menggagalkan usaha Mauji, dengan cara menyuruhnya bekerja di pabrik tersebut karena kerabatnya juga bekerja di sana. Tapi perlahan kemudian mereka menyadari bahwa mereka telah ditipu oleh pemilik pabrik, Harleen. Sementara itu harleen juga tidak mau mengembalikan mesin jahitnya.

Tapi kenapa ada judul made in India? Itu gara gara pada saat membuat pakaian, Mauji menyadari bahwa semua pakaian buatan pabrik tersebut ditulis dengan made in China. Hal ini karena menurut pabrik, tidak akan bisa dijual kalau menggunakan merk buatan India. Hal yang kemudian membuat Mauji menjadi kecewa dengan pabrik tersebut. 

Hal yang juga menginspirasinya untuk membuat merk nama dengan ada tulisan made in India untuk menunjukkan kebanggaan dirinya, untuk menunjukkan bahwa mereka bisa membuat pakaian yangbaik dan tidak harus menggunakan tulisan dari luar negeri agar pakaian mereka menjadi laku.

Ending dari film ini memang sesuai dengan harapan penonton jadi bisa ditebak sendiri bukan, tapi proses dalam happy ending itu yang jadi perhatian utama saya sih.

Aku suka bagian kala  ayahnya merasa dirinya berguna kala menjadi peragawan di kompetisi model. Dia selama bekerja 30 tahun di kantornya, dia hanya disepelekan, tidak dipandang, bahkan tidak dikenal oleh bosnya. 

Dia bekerja hanya untuk survive hidup. Dia yang awalnya tidak menyetujui keputusan Maujij untuk menjadi seorang penjahit seperti kakek Mauji karena menurutnya menjadi penjahit tidak membawa prospek yang baik untu masa depan. 

Tapi di akhir film dia mampu membuka pemikirannya bahwa dia selama hidupnya untuk pertama kalinya dia mampu menjadi dirinya sendiri, mampu diperhatikan dan dihargai oleh orang lain.

Karena film ini memang bukan film yang komersil, maka tidak aka nada tarian dan nyanyian, kalau soundtrack tetap ada tapi sesuai dengan bagiannya. Pokoknya film ini layak untuk ditonton deh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun