Mohon tunggu...
Asaf Yo
Asaf Yo Mohon Tunggu... Guru - mencoba menjadi cahaya

berbagi dan mencari pengetahuan. youtube: asaf yo dan instagram: asafgurusosial

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Reward untuk Mendorong Diri Sendiri dalam Menulis di Kompasiana

20 Desember 2020   11:07 Diperbarui: 20 Desember 2020   11:21 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dalam dua minggu ini tiba-tiba saya jadi semangat menulis di kompasiana (untuk selanjutnya saya singkat Kps) lagi. Hahahaha, saya tidak munafik setelah perbincangan ringan dengan seorang teman di media social bahwa kompasiana sudah mengalami perubahan.

Dulu menulis di kompasiana hanya suau kepuasan tersendiri dari saya untuk menulis di blog , di respon oleh orang lain, tapi pada suatu titik saya mengalami titik jenuh dalam menulis di kompasiana karena memang tidak menjadi tantangan lagi bagi saya.

Saya mulai menulis untuk blog pribadi saya, dan untuk sementara waktu mengabaikan blog ini. Tantangan menulis saya dapatkan di grup FB dimana ada kepuasan tersendiri saaat tulisan saya dibaca dan dibagikan oleh banyak orang. Semua tulisan saya, yang umumnya bersumber dari synopsis buku yang sudah saya baca atau film yang sudah saya tonton saya buang semua ke grup di media sosial. Di Grup FB, kepuasan terbesar saya adalah melihat tulisan saya dibagikan banyak orang daripada sekedar dikomentari. Dengan di bagikan, maka makin banyak orang yang akan membaca tulisan saya (dan semoga memberi dampak yang baik bagi mereka)

Baru kemudian awal bulan Desember ini , teman saya bercerita bahwa beberapa kali dia mendapatkan gopay dari Kps, dan saya bertanya," kok bisa? Bagaimana caranya?" Dia menjelaskan bahwa dia berusaha membuat tulisan dan mengejar label pilihan dan sebelumnya akun harus sudah divalidasi dulu.

Gubrakkkkkkkk! akun validasi? Hal yang sudah pernah saya ajukan beberapa tahun lalu tapi entah kenapa selalu mengalami kegagalan dalam mengisi sehingga tidak pernah berhasil dalam validasi akun. Hal yang akhirnya saya abaikan karena memang tidak memahami keuntungan yang saya dapat kalau akun sudah tervalidasi.

Dengan rentang menjadi anggota sejak 2009 hingga 2020 , memiliki tulisan 200 artikel (itupun juga baru rajin 2 minggu ini) adalah sesuatu yang masih sedikit mengingat saya harusnya bisa lebih dari itu. Tapi kembali lagi, itu diakibatkan dari ketidaktahuan saya aka keuntungan dari validasi akun ditambah kegagalan dalam validasi akun. Akhirnya saya langsung mencoba validasi akun lagi (ditambah langsung email admin untuk bertanya alasan kegagalan dan sebagainya) dan dalam dua hari langsung sudah bisa di validasi. Dalam hati saya bertanya loh kok bisa? Apa karena saya gercep alias gerak cepat mengejar sang admin ya? Hahahahaha

Dan akhirnya berbagai tulisan di blog pribadi yang sebelumnya hanya tersimpan dengan sedikit yang membaca, langsung saya pindahkan ke Kps. Saya mulai mengejar untuk mendapat label pilihan. Yah, kalau dianggap mata duitan juga, terserah sih, toh belum tentu saya bisa menembus 3000 viewer.

Namun, adanya iming-iming hadiah K-reward itu bukankah membuat seseorang menjadi lebih bersemangat dalam menghasilkan sesuatu? Kita bekerja dengan iming-iming bonus atau kenaikan gaji pasti akan lebih bersemangat.

Saya jadi teringat diskusi singkat dengan seorang teman saya beberapa tahun dulu, kami sama sama sebagai guru, bedanya dia adalah guru negeri dan saya guru swasta. Saya tahu sekali teman saya adalah guru muda yang sangat idealis dengan kecerdasan di atas saya, tapi saya merasa ada yang berbeda dengan dia. 

Akhirnya dia berkata, " buat apa ngoyo bekerja sebaik mungkin , toh kita bekerja baik buruk, nglembur tidak, hasilnya juga sama aja, tidak ada bedanya antara yang rajin bekerja dan tidak rajin bekerja. Asal tidak membuat suatu kesalahan fatal, maka posisi sudah aman.  Bukan berarti saya menggeneralisir bahwa semua pegawai negeri seperti itu, namun cara berpikir teman saya sangat berbeda dengan diri saya sendiri, bagaimana saya berusaha memberikan yang terbaik dari yang saya bisa karena adanya reward dari perusahaan jika saya mampu bekerja dengan baik serta punishment bila tidak sesuai standar.

Saya kemudian teringat di dalam kelas dulu , waktu saya bermain kuis dengan murid-murid, ada anak-anak yang menurut saya cerdas tapi kurang begitu antusias untuk ikut bermain. Mereka berpikir, toh ini hanya sekedar game, kalau gagal juga tidak ngefek, kalaupun juara 1 dalam game juga tidak ada bonusnya (waku itu saya bermain game dengan website Kahoot).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun