Aksara mungkin hanya terlihat sederhana, tapi didalamnya juga menunjukkan nasionalisme yang kuat dan identitas suatu bangsa. Yah, kemudian saya mengamati, bagaimana bangsa-bangsa yang besar selalu memiliki identitas aksaranya sendiri, mulai Tiongkok, Korea, Jepang, India, Rusia, Arab, mereka semua memiliki identitas sendiri berupa aksaranya sendiri, bukan Cuma meniru menggunakan aksara latin semata.
Raja Sejong menciptakan huruf Hangeul atau nama awalnya hunminjeongeum yang artinya Suara yang benar untuk masyarakat, pada tahun 1443 dibantu oleh para ilmuwan dalam lembaga ilmu pengetahuan jipyeonjeon (kalau dalam film dipimpin oleh biksu Shin Mi). Hasilnya kemudian dipublikasikan 3 tahun kemudian dalam buku berjudul Hunminjeongeum Haeryebon.
Jumlah aksara ini ada 24 huruf dasar yang terdiri dari 14 konsonan dan 10 vokal (tapi seiring waktu sedikit bertambah). Pada masa itu lagu ini disebarkan melalui lagu anak-anak sehingga mudah dimengerti anak-anak dan masyarakat kelas bawah. Menurut Raja Sejong , aksara ini dapat dipelajari orang cerdas sampai sebelum pagi berakhir atau orang bodoh pun bisa mempelajarinya dalam waku 10 hari.
Pada awalnya aksara Hangeul ini mendapat tentangan dari para bangsawan dan sarjana yang menganggap bahwa aksara ini aksara rendahan karena begitu mudah dipelajari dan disebut sebagai huruf wanita (mengingat para sarjana Korea saat itu hampir semua laki-laki) sehingga para sarjana cendekiawan saat itu masih menggunakan aksara Hanja.
Bahasa tutur Korea dan Cina berasal dari dua keluarga yang berbeda sehingga kata kata dalam Bahasa Korea tidak bisa diungkapkan secara tepat dalam aksara Tionghoa (Hanja).
Aksara Hangeul dianggap sangat logis dan fonetis (ini maksudnya apa ya, ada yang tahu?) sehingga ahli bahasa di seluruh dunia menganggapnya sebagai salah satu sistem tulisan paling luar biasa di dunia. Hangeul adalah satu-satunya aksara yang diciptakan berdasarkan teori dan maksud yang telah direncanakan dengan baik. Hangeul merupakan sistem penulisan yang ilmiah didasarkan pada pengetahuan mendasar yang mendalam.
Hari Hangeul kalau di Korea Selatan diperingati pada tanggal 9 Oktober sebagai bentuk penghormatan terhadap Raja Sejong yang sudah membuat aksara ini. Sementara buku Hunminjeongeum haeryebon (buku panduan Bahasa Korea) juga telah mendapatkan pengakuan dari UNESCO tahun 1997 karena telah memberikan kontribusi besar dalam memerangi buta huruf di Korea.
Sumber:
Film The King's Letters
namsankorea.com / asal-mula-hangeul