Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan kerajaan kerajaan maritim di indonesia pada masa hindu budha dan islam. Disini kami akan membahas tentang salah satu Kerajaan yang pernah ada di nusantara kita yaitu Kerajaan Majapahit.
Awal Berdirinya Majapahit
Kerajaan Majapahit berawal dari runtuhnya Kerajaan Singasari akibat pemberontakan Jayakatwang, Adipati Kediri. Raden Wijaya, menantu Raja Kertanegara dari Singasari, berhasil melarikan diri dari serangan Jayakatwang dan membangun kekuatannya di Madura dengan bantuan Arya Wiraraja, Adipati Madura.
Setelah berhasil mengalahkan Jayakatwang, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit di Trowulan, Jawa Timur pada tahun 1293.
Nama "Majapahit" berasal dari dua kata, yaitu "Maja" yang berarti "buah maja" dan "pahit". Konon, Raden Wijaya menamai kerajaannya dengan nama ini karena merasakan pahitnya pengkhianatan yang dialaminya di masa lalu.
Masa kejayaan
Kerajaan Majapahit mengalami masa keemasan ketika dipimpin oleh Hayam Wuruk. Cucu Raden Wijaya ini memerintah pada 1350 M hingga 1389 M. Saat memimpin, ia didampingi Patih Gajah Mada. Masa kejayaan Kerajaan Majapahit disebut tak terlepas dari peran Gajah Mada. Dia diangkat sebagai patih amangku bhumi pada 1336 M atau sewaktu Tribhuwana Tunggadewi berkuasa. Saat penobatannya, Gajah Mada bersumpah untuk menyatukan Nusantara di bawah panji Majapahit. Sumpah itu dinamakan Amukti Palapa atau dikenal dengan Sumpah Palapa.
Slamet Muljana menuturkan, dalam sumpah itu, Gajah Mada berkeinginan untuk menguasai negara-negara di luar Majapahit. Negara-negara tersebut yakni Gurun (Lombok), Seran (Seram), Tanjung Pura (Kalimantan), Haru (Sumatera Utara), Pahang (Malaya), Dompo, Bali, Sunda, Palembang (Sriwijaya) dan Tumasik (Singapura).
Gajah Mada pun mewujudkan sumpahnya. Wilayah Kerajaan Majapahit menjadi luas, bahkan melebihi dari yang dicita-citakan. Kerajaan Majapahit menguasai sebagian besar wilayah Sumatera, Kalimantan, Semenanjung Malaya, dan wilayah-wilayah kepulauan di timur Jawa. Negara-negara yang dikuasai Majapahit tercatat dalam Kitab Negarakertagama pupuh 13 dan 14. "Terbukti, nama-nama negara nusantara yang tercatat dalam pupuh tersebut jauh lebih banyak daripada yang dinyatakan dalam sumpah Nusantara," sebut Slamet dalam bukunya.
Keruntuhan Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit yang kekuatannya begitu hebat, akhirnya mulai mengalami keruntuhan. Kerutuhan Kerajaan Majapahit terjadi setelah masa Hayam Wuruk.
Salah satu penyebab keruntuhan Kerajaan Majapahit adalah konflik internal. Dalam bukunya, "Hikayat Majapahit; Kebangkitan dan Keruntuhan Kerajaan Terbesar di Nusantara", Nino Oktorino menjelaskan bahwa keruntuhan Kerajaan Majapahit disebabkan adanya Perang Paregreg. Perang Paregreg melibatkan dua kerabat kerajaan, yaitu Bhre Wirabhumi dan Wikramawardhana. Nama yang disebut di akhir adalah penguasa singasana Kerajaan Majapahit selepas Hayam Wuruk. Dia diangkat menjadi raja pada 1389 M.
Wikramawardhana merupakan menantu sekaligus keponakan Hayam Wuruk. Pengangkatan Wikramawardhana mendapat pertentangan dari Bhre Wirabhumi, putra Hayam Wuruk dari seorang selir. Semasa kepimpinan Wikramawardhana, banyak daerah di wilayah kekuasaan Majapahit yang melepaskan diri tanpa bisa dicegah.
Hal tersebut tambah diperparah dengan terjadinya wabah kelaparan pada 1426 M. Nino mengatakan, keruntuhan Majapahit juga dipengaruhi oleh menguatnya pengaruh Dinasti Ming dan beberapa daerah bekas bawahan Kerajaan Majapahit.
peninggalan - peninggalan dari
Kerajaan Majapahit :
Peninggalan Kerajaan Majapahit yang Berupa Kitab, Candi dan Prasasti
1. Candi Bajang Ratu
2. Candi Tikus
3. Candi Penataran
4. Kitab Pararaton
5. Kitab sutasoma
6. Kitab Negarakertagama
7. Prasasti Karang Bogem 1387
8. Prasasti canggu 1358
9. Prasasti katiden 1392
Pengaruh Sistem Pemerintahan
Majapahit menerapkan sistem pemerintahan yang terstruktur dan terorganisasi dengan baik, yang kemudian menjadi model bagi pemerintahan-pemerintahan di Nusantara pada masa berikutnya. Pemerintahan Majapahit dipimpin oleh seorang raja yang dibantu oleh mahapatih serta para pejabat lain. Salah satu mahapatih yang terkenal adalah Gajah Mada, yang berperan penting dalam memperluas wilayah kekuasaan Majapahit melalui diplomasi dan strategi militer.
Majapahit juga mengembangkan sistem pemerintahan yang terdesentralisasi, dengan wilayah-wilayah kerajaan yang otonom namun tetap berada di bawah kekuasaan pusat. Sistem ini memudahkan pengendalian wilayah yang luas dan heterogen. Sumpah Palapa yang diikrarkan Gajah Mada menunjukkan semangat persatuan Majapahit yang mencakup seluruh Nusantara, dan konsep persatuan ini menjadi dasar pembentukan identitas nasional Indonesia di masa depan.
Pengaruh Sosial
Dalam bidang sosial, Majapahit memiliki struktur masyarakat yang terbagi menjadi beberapa golongan, di antaranya kaum bangsawan, pendeta, prajurit, pedagang, dan petani. Kaum bangsawan dan pejabat kerajaan memiliki kedudukan yang tinggi, sementara masyarakat umum bekerja di bidang pertanian, perdagangan, atau kerajinan. Kaum pendeta dan brahmana juga memiliki peran penting dalam kehidupan spiritual dan keagamaan, serta berperan dalam pendidikan.
Kerajaan Majapahit juga dikenal dengan toleransi antaragama, terutama antara penganut Hindu dan Buddha. Hal ini terlihat dari banyaknya candi-candi dengan arsitektur yang menggabungkan elemen kedua agama tersebut, seperti Candi Jawi dan Candi Jabung. Selain itu, terdapat semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang menyiratkan kerukunan antaragama, sebuah prinsip yang relevan hingga kini dalam masyarakat Indonesia.
Pengaruh Ekonomi
Majapahit memiliki ekonomi yang sangat kuat, terutama di sektor perdagangan dan pertanian. Sebagai kerajaan maritim, Majapahit menguasai jalur-jalur perdagangan strategis yang menghubungkan Tiongkok, India, dan wilayah Asia Tenggara. Pelabuhan-pelabuhan Majapahit, seperti di Tuban dan Gresik, menjadi pusat perdagangan internasional, di mana pedagang dari berbagai wilayah datang untuk berdagang. Barang-barang seperti rempah-rempah, emas, kain, dan keramik menjadi komoditas penting yang diperdagangkan.
Di bidang pertanian, Majapahit mengembangkan sistem irigasi yang baik untuk meningkatkan produksi pangan, terutama padi. Hal ini mendukung kestabilan ekonomi kerajaan dan menjamin ketersediaan makanan bagi masyarakatnya. Pajak dari perdagangan dan pertanian menjadi sumber utama pendapatan kerajaan, yang kemudian digunakan untuk membiayai pemerintahan dan pembangunan infrastruktur.
Pengaruh Kebudayaan
Majapahit adalah pusat kebudayaan yang melahirkan berbagai karya sastra, seni, dan arsitektur yang sangat berpengaruh. Karya sastra terkenal seperti Negarakertagama  karya Mpu Prapanca dan Sutasoma karya Mpu Tantular menggambarkan kehidupan masyarakat Majapahit serta gagasan tentang persatuan. Dalam Sutasoma terdapat kalimat "Bhinneka Tunggal Ika," yang menginspirasi semboyan nasional Indonesia.
Di bidang seni dan arsitektur, Majapahit meninggalkan banyak candi dan arca dengan gaya yang unik. Candi-candi seperti Candi Penataran, Candi Tikus, dan Candi Bajang Ratu menunjukkan kemajuan arsitektur Majapahit. Seni pahat dan ukir juga berkembang pesat, dengan banyak relief dan patung yang menunjukkan tingkat keahlian tinggi.
Pengaruh budaya Majapahit tetap lestari hingga kini, terlihat dalam tradisi, seni, dan identitas nasional yang berakar pada semangat persatuan dan toleransi.
Berikut adalah tambahan pengaruh Kerajaan Majapahit dalam aspek-aspek yang berbeda, yang menunjukkan dampak luas kerajaan ini dalam membentuk warisan budaya Nusantara:
1. Sistem Administrasi dan Hukum
Majapahit memiliki sistem administrasi yang canggih untuk ukuran zamannya. Setiap daerah memiliki penguasa lokal yang tetap tunduk pada kerajaan pusat. Pemerintahan Majapahit dibantu oleh lembaga-lembaga negara seperti jabatan Rakryan i Hino (jabatan pejabat tinggi) yang mengatur berbagai urusan administrasi, hukum, dan keuangan. Sistem hukum Majapahit juga sudah cukup berkembang, di mana ada aturan hukum tertulis untuk mengatur kehidupan masyarakat. Hal ini berpengaruh pada kerajaan-kerajaan penerus di Nusantara yang mencontoh sistem pemerintahan Majapahit.
2. Pengaruh Diplomatik dan Kekuasaan Maritim
Majapahit dikenal memiliki jaringan diplomatik yang luas, mengirimkan duta-duta ke kerajaan-kerajaan tetangga seperti Tiongkok, Champa, dan Siam. Pengaruhnya tidak hanya melalui kekuatan militer, tetapi juga melalui perjanjian-perjanjian diplomatik yang memperkuat dominasi politik dan ekonomi Majapahit di Asia Tenggara. Pengaruh Majapahit ini membentuk pola hubungan antar kerajaan di Nusantara, yang menciptakan stabilitas regional.
3. Pengaruh pada Perdagangan Rempah-Rempah di Nusantara
Majapahit berperan sebagai penghubung penting dalam perdagangan rempah-rempah internasional, yang menjadi sumber ekonomi besar pada zamannya. Melalui jalur perdagangan yang dikuasainya, rempah-rempah dari Maluku diperdagangkan hingga ke India dan Timur Tengah. Hal ini memajukan ekonomi lokal sekaligus menjadikan Nusantara sebagai pusat komoditas penting di dunia. Infrastruktur perdagangan Majapahit menjadi fondasi penting yang mendukung kemajuan ekonomi beberapa kerajaan penerus, seperti Kesultanan Demak dan Kesultanan Aceh.
4. Konsep Persatuan Nusantara
Ide persatuan yang diperkenalkan Gajah Mada melalui Sumpah Palapa, yakni menyatukan seluruh Nusantara, adalah warisan pemikiran politik terbesar Majapahit. Konsep ini menjadi inspirasi bagi para pemimpin pergerakan nasional pada abad ke-20 dan ikut membentuk konsep Indonesia modern. Pengaruh ini terus hidup dalam semboyan nasional "Bhinneka Tunggal Ika" yang tertera dalam lambang negara, Garuda Pancasila, yang diambil dari karya sastra Majapahit.
Sekian informasi yang bisa kami sampaikan, semoga kalian semua mendapat wawasan baru yaa!!
Sumber referensi: artikel di web seperti detik.com, kompas.com
Asyifa Calista absen 07
Juan Amir absen 19
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H