6. Kitab Negarakertagama
7. Prasasti Karang Bogem 1387
8. Prasasti canggu 1358
9. Prasasti katiden 1392
Pengaruh Sistem Pemerintahan
Majapahit menerapkan sistem pemerintahan yang terstruktur dan terorganisasi dengan baik, yang kemudian menjadi model bagi pemerintahan-pemerintahan di Nusantara pada masa berikutnya. Pemerintahan Majapahit dipimpin oleh seorang raja yang dibantu oleh mahapatih serta para pejabat lain. Salah satu mahapatih yang terkenal adalah Gajah Mada, yang berperan penting dalam memperluas wilayah kekuasaan Majapahit melalui diplomasi dan strategi militer.
Majapahit juga mengembangkan sistem pemerintahan yang terdesentralisasi, dengan wilayah-wilayah kerajaan yang otonom namun tetap berada di bawah kekuasaan pusat. Sistem ini memudahkan pengendalian wilayah yang luas dan heterogen. Sumpah Palapa yang diikrarkan Gajah Mada menunjukkan semangat persatuan Majapahit yang mencakup seluruh Nusantara, dan konsep persatuan ini menjadi dasar pembentukan identitas nasional Indonesia di masa depan.
Pengaruh Sosial
Dalam bidang sosial, Majapahit memiliki struktur masyarakat yang terbagi menjadi beberapa golongan, di antaranya kaum bangsawan, pendeta, prajurit, pedagang, dan petani. Kaum bangsawan dan pejabat kerajaan memiliki kedudukan yang tinggi, sementara masyarakat umum bekerja di bidang pertanian, perdagangan, atau kerajinan. Kaum pendeta dan brahmana juga memiliki peran penting dalam kehidupan spiritual dan keagamaan, serta berperan dalam pendidikan.
Kerajaan Majapahit juga dikenal dengan toleransi antaragama, terutama antara penganut Hindu dan Buddha. Hal ini terlihat dari banyaknya candi-candi dengan arsitektur yang menggabungkan elemen kedua agama tersebut, seperti Candi Jawi dan Candi Jabung. Selain itu, terdapat semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang menyiratkan kerukunan antaragama, sebuah prinsip yang relevan hingga kini dalam masyarakat Indonesia.
Pengaruh Ekonomi