Mohon tunggu...
Euella Thaline
Euella Thaline Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis Tiada Henti

Karena setiap detik yang kita miliki tidak akan pernah kita ulangi lagi. Memilih bijak menggunakan waktu adalah pilihan yang tepat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ayahku, Cinta Pertamaku

8 Desember 2019   10:27 Diperbarui: 8 Desember 2019   10:40 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Itulah terkadang ayahku dapat sebutan "pendeta" dari mama dibandingkan dengan perannya yang sesungguhnya sebagai Abdi Negara di ABRI pada masa-masa tugasnya dulu. Namun, nilai ini yang membekas dan terbentuk dalam diriku sampai dewasaku bahkan sampai di dunia kerjaku. Ilmu nyata yang tidak pernah kutemukan di Sekolah manapun sampai hari ini. Bagiku, ini adalah contoh nyata yang menambah kekaguman dan kecintaanku kepada ayahku.

Namun, dengan segala kekurangannya, aku bersyukur karena ternyata aku menyadari bahwa yang aku butuhkan dalam pertumbuhanku menjadi dewasa bukanlah kemewahan, kekayaan ataupun kejayaan.

Aku bersyukur karena aku mendapatkan hakekat yang sesungguhnya dalam kehidupan yaitu karakter. Karena aku meyakini bahwa karakter bertumbuh bukanlah secara instan tetapi semua dimulai dari hal-hal kecil dalam keluarga sejak kita dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat dalam hidup.

Sekarang aku menyadari, apa yang dibutuhkan seorang wanita dalam pertumbuhannya, itu yang aku dapatkan dari ayahku dalam pertumbuhanku menjadi seorang wanita yang lebih baik, baik kehangatan, kepedulian, pelukan, ciuman dan kepercayaan.

Ayah, aku merindukanmu. Aku merindukan semua kenangan indah kita. Setiap nilai yang kau tanamkan adalah kenangan yang paling indah yang saat ini bisa aku rengkuh dan aku bawa untuk menikmati kebersamaan denganmu.

Apa yang kau tanamkan dan lakukan dalam masa pertumbuhanku menjadi dewasa adalah pelajaran berharga buat kami anak-anakmu dalam mendidik cucu-cucumu menjadi wanita-wanita hebat kelak. Karena hanya dengan mengalami bahwa ayah adalah cinta pertama bagi anak wanitanya lah yang membuat seorang wanita bisa tetap dipagari sampai kelak seorang wanita menemukan pria yang menjadi teman hidupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun