Festival Relawan yang diadakan di Ballroom Kuningan City dua pekan lalu (14/12/2019) menjadi momentum yang menyatukan para relawan dengan seluruh elemen masyarakat. Adapun hal yang menjadi nilai tambah dari dunia kerelawanan di mata khalayak luas yang diangkat dalam acara ini. Apa nilai tambah itu?
Ialah transformasi memaknai kerelawanan yang jadi nilai tambahnya. Dari yang sebatas seremonial, berubah menjadi loyalitas, lalu naik kelas menjadi privilege dan puncaknya berujung pada gaya hidup sehari-hari. Itulah relawan, orang-orang mulia yang sanggup lampaui kemanusiaan.
Membangun Awareness
Di Festival Relawan, Sedekah Buku Indonesia diberi kesempatan menggelar booth disana bersama 22 komunitas lainnya yang telah lolos saring oleh panitia dari pihak penyelenggara. Beragam kalangan datang mengunjungi booth kami. Intensinya pun bermacam-macam. Ada yang sekedar merasa penasaran ataupun ingin tahu lebih banyak tentang komunitas kami.
Ada pula yang berdonasi maupun berniat menjadi bagian kami. Dan ada pula yang dengan keseriusan mendatangi kami dengan maksud membangun kemitraan. Kunjungan-kunjungan itu lantas membuat kami menyadari satu tantangan utama, yakni bagaimana membangun awareness di tengah elemen masyarakat secara menyeluruh.
Harus diakui dari pihak Sedekah Buku sendiri masih memerlukan penyempurnaan lebih lanjut akan skema membangun awareness. Mekanisme yang ada saat ini dirasa masih sangat kurang dalam menjaring atensi banyak orang. Pertama-tama yang masih menjadi PR besar bagi kami ialah masalah penyajian konten.
Kami mesti membenahi alur penyajian konten yang ada saat ini untuk berbagai jenis publikasi: posting media sosial; banner / e-flyer; video; dan sebagainya. Dari yang hanya bersifat informatif menjadi lebih dinamis dan atraktif -serta bila memungkinkan disertai infografis; baik dari segi visual maupun substansi.
Dan yang lebih berat lagi yaitu merubah pendekatan kami selama ini dalam memperluas jejaring. Intinya menyiasati supaya lebih cepat tanggap melihat dan menangkap peluang yang ada. Ini dalam rangka memperbanyak jejaring kemitraan juga sekaligus menjangkau lebih banyak penyaluran bahan literasi berkualitas ke banyak perpustakaan sekolah, taman baca serta panti asuhan di seantero Nusantara -terutama daerah dan pelosok. Nyata hal demikian mengharuskan segenap jajaran komunitas Sedekah Buku lebih proaktif dan yang paling urgen mengesampingkan prasangka akan tidak berjalannya kiprah kebermanfaatan sebagai perantara kebaikan melalui gerakan berbagi bahan literasi berkualitas sebagaimana menjadi harapan Sedekah Buku sedari mula.
Keterbukaan, Karakter Sentral
Kami sepenuhnya menyadari bahwa keterbukaan merupakan aspek mendesak yang patut Sedekah Buku dorong lebih intensif. Maksud dari keterbukaan disini adalah menerima, menyikapi, dan mengakui persoalan yang tengah komunitas / organisasi hadapi dengan kerendahan hati dan kelapangan dada. Keterbukaan seperti inilah yang semestinya menjadi karakter sentral para relawan kita.
Mulai dari masalah volunteer lebih dulu. Selama berjalannya lima tahun komunitas Sedekah Buku Indonesia, kami merasa kekurangan jumlah personel, baik di Jabodetabek maupun daerah lain yang sudah berjalan roda kegiatannya: Yogyakarta dan Makassar. Maka pada kesempatan acara Festival Relawan kemarin, kami sekalian mengajak para pengunjung booth bergabung, menjadi bagian dari Sedekah Buku Indonesia. Pendaftaran pun sudah kami buka lewat situs (www.sedekahbuku.id) dan juga platform IndoRelawan. Dan mekanismenya berorientasi memelihari keterlibatan jangka panjang dengan kesediaan dari calon relawan sendiri.