Sebaliknya dari pihak jajaran komunitas / organisasi sosial maupun nirlaba juga diharapkan agar tidak berhenti sampai sebatas pada perayaan eventual tanpa adanya keberlanjutan. Setidaknya tahapan awal yang bisa kita tempuh ialah merubah perspektif tentang memberi dari yang bersifat eventual menjadi sebuah loyalitas.
Loyalitas sendiri dapat dibangun dengan cara yang amat sederhana: melibatkan diri secara intensif ataupun memasukkan keterlibatan intensif ke dalam mekanisme pada kegiatan komunitas / organisasi. Itulah langkah pertama yang bisa mengantarkan suatu komunitas / Lembaga memiliki keberlanjutan gerakan yang proaktif memberi.
Kebermanfaatan: Kesadaran dan Dampak Kolektif
Seringkali kita merasa seakan telah berbuat atau menghasilkan sesuatu dari tiap aksi amal yang kita lakukan. Tidak! Keberlanjutannya tidak akan bertahan lama. Sebab hasil dari upaya charity itu sangat jelas: kebermanfaatan bagi banyak orang. Dan ini memerlukan, mengajak kita menumbuhkan kesadaran bersama sehingga bisa membawa dampak kolektif. Jadi harus berusaha lebih giat dan lebih keras dalam upaya proaktif memberi.
Bermula dari terbangunnya kesadaran akan pembelajaran hidup. Di antaranya rasa cukup dan dukungan semesta. Di Sedekah Buku Indonesia, kami bisa bersinergi menjalankan roda kegiatan secara progresif karena kesadaran terhadap kedua hal tadi.
Rasa cukup datang dari ikhtiar memberi yang ikhlas, melampaui segala worldly measure yang ada di dunia ini (penghasilan, kemapanan, fasilitas, dan seterusnya). Dan kami juga percaya bahwa kebaikan demi kebaikan yang terus mendatangi Sedekah Buku Indonesia sendiri tak pernah terlepas dari dukungan semesta.
Makin sejalan visi kita dengan semesta, makin kerap pula ia datangkan pertolongan untuk kita. Sudah selayaknya nilai-nilai pembelajaran hidup seperti ini digaungkan seluruh komunitas / organisasi sosial, baik lewat visi maupun mekanisme kerjanya.
Lalu kesadaran tadi naik kelas menjadi satu privilege tersendiri. Dan perlu diingat bahwa rasa privilege berasal dari konsistensi menjaga semangat berdedikasi serta visi "Helping, Caring and Loving" sedari awal. Bukan perkara mudah mengatasi rasa rugi dalam diri yang sebetulnya cuma persoalan hati.
Di Sedekah Buku Indonesia, perlahan kami bersama belajar melepaskan diri dari pamrih serta rasa ego (self-interest) seperti keinginan memperkaya diri dan sebatas menjaga eksistensi saja; membangun hubungan baik dalam hidup bersama (dengan beragam karakter) dan berorganisasi; memilah lingkaran pertemanan; mengolah ketulusan; dan lainnya.
Hal-hal demikian tanpa sadar merubah preferensi berkegiatan kita yang tadinya melulu orientasi diri menjadi keralaan berbagi. Dari privilege, kemudian tumbuh dan bertransformasi jadi kesediaan melayani. Itulah yang memungkinkan komunitas / organisasi bisa membawa dampak berskala masif pada khalayak luas.
Sejatinya, terwujudnya kesadaran dan dampak kolektif merupakan sebuah perjalanan yang mengantarkan komunitas / organisasi menuju kiprah kebermanfaatan bagi khalayak banyak. Inilah yang mesti jadi penekanan dan sering diangkat pada berbagai kesempatan tukar pikiran antar komunitas / organisasi sosial dan nirlaba.