Mengapa demikian? Karena pembeli sepeda motor tersebut akan diberi bonus helm modifikasi: helm ber-belalai sepanjang satu meter, misalnya. Ini agar pembuangan asap rokok tidak mengenai langsung pengendara sepeda motor lainnya. Panjang belalai pun sudah disesuaikan dengan kemungkinan adanya portal-portal di pintu masuk gang atau jalan khusus.
Bagi produsen mobil, sebaiknya disediakan fitur kipas pembuang udara dan pelindung jok tahan api. Biar apa? Ya biar para pengemudi yang punya hobi merokok, tidak harus membuka jendela; merentangkan tangan dengan jemari lentik menjepit batang rokok; menghembuskan asap dengan arogan dari ruangan nyaman.
Bagi para produsen helm, bisa juga mengembangkan suatu fitur yang dibenamkan di dalam helm, yaitu fitur pengingat ala pramugari. Jadi semacam speaker di dalam helm gitulah. Sehingga, setiap kali pengendara sepeda motor mengenakan helm, maka akan selalu keluar suara macam pramugari di pesawat.
Kira-kira suara itu akan berbunyi sebagai berikut:
"Pengemudi yang terhormat. Selamat tunggang di Sepeda Motor Hoda Super 125cc dengan tujuan Plaza Kenari. Perjalanan ke Plaza Kenari akan ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit dalam kondisi normal dan dengan kecepatan 45 kilometer per jam."
"Perlu kami sampaikan bahwa perjalanan Hoda Super ini adalah perjalanan tanpa asap rokok. Sebelum berangkat, kami persilahkan kepada anda untuk menaikkan jagang (standar), menyalakan lampu depan, memastikan tidak ada barang yang tertinggal seperti SIM dan STNK, mengencangkan ikat pengaman helm, dan membetulkan posisi kaca spion."
"Selamat menikmati perjalanan ini. Dan, terima kasih atas pilihan anda mengendarai Hoda Super."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H