Mbah Jumi segera memeriksa. “Sabar yo Nduk, bayimu ra kuat...”
Penjelasan Mbah Jumi terdengar seperti besi panas yang menusuk telinga. Menghantam dada seperti palu godam yang sangat besar. Sesak. Gimin dan Sati hanya saling pandang, lalu menangis berrangkulan.
***
Jasad kecil itu sudah tenang di dalam pusaranya. Bahkan ia tak sanggup untuk sekedar menatap kerasnya kehidupan dunia. Gimin melangkah lunglai. Hatinya berbisik, rahasia apa yang sebenarnya sedang disembunyikan Gusti Allah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H