Mohon tunggu...
Joysce Natareka
Joysce Natareka Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar/mahasiswa

Pelajar/Mahasiswa, menyukai problem yang harus dipecahkan. Menjadikan menulis sebagai hobby dan untuk mengisi waktu kosong

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Si Eci Anak yang Sial

9 Juli 2020   23:05 Diperbarui: 9 Juli 2020   22:58 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Eci melihat sebuah pohon liar muda yang tampak tidak terlalu tinggi, namun ia melewatinya dan menuju pinggiran pantai. Eci duduk bersila sambil melihat kakinya yang baru saja terinjak paku, tentu banyak sekali darah yang merembes keluar.

Agar darahnya tidak terus merembes keluar, Eci menggambil sebuah potongan kayu kecil dan mengunakannya untuk memukul pada Sumber luka di kakinya, alhasil pendarahannya berhenti.

Sudah setengah jam Eci melamun di pinggiran pantai, ketika sudah merasa sedikit baikan Eci beranjak dari tempatnya duduk dan menuju pohon muda yang sebelumnya sudah ia lihat.

Eci sangat tertarik untuk memanjat pohon tersebut,  dengan perlahan Eci menajat pohon itu hingga mencapai dahannya. Eci sedikit bersandar pada dahan kayu yang ia ketahui itu sudah sedikit lapuk.

Baru berberapa detik Eci menikmati hembusan angin.

KRAKKK

Suara dahan patah yang bersumber dari dahan yang menjadi sandarannya.

BUKKK

Eci terjatuh dari pohon itu dengan posisi terlentang, pandangannya meremang, nafasnya tercekat, ia susah sekali bernafas. Eci berusaha untuk berteriak, tetapi keadaannya tidak menyanggupi itu.

Eci segera bangkit, walaupun berdirinya sedikit goyah, ia memukul bagian belakang pundaknya dengan harap nafasnya bisa kembali normal. Untungnya usaha dadakannya itu berhasil, Eci bisa bernafas lega sekarang.

Badannya terasa nyeri akibat kejadian tadi, belum lagi kakinya bertambah sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun