Eci melihat sebuah pohon liar muda yang tampak tidak terlalu tinggi, namun ia melewatinya dan menuju pinggiran pantai. Eci duduk bersila sambil melihat kakinya yang baru saja terinjak paku, tentu banyak sekali darah yang merembes keluar.
Agar darahnya tidak terus merembes keluar, Eci menggambil sebuah potongan kayu kecil dan mengunakannya untuk memukul pada Sumber luka di kakinya, alhasil pendarahannya berhenti.
Sudah setengah jam Eci melamun di pinggiran pantai, ketika sudah merasa sedikit baikan Eci beranjak dari tempatnya duduk dan menuju pohon muda yang sebelumnya sudah ia lihat.
Eci sangat tertarik untuk memanjat pohon tersebut, Â dengan perlahan Eci menajat pohon itu hingga mencapai dahannya. Eci sedikit bersandar pada dahan kayu yang ia ketahui itu sudah sedikit lapuk.
Baru berberapa detik Eci menikmati hembusan angin.
KRAKKK
Suara dahan patah yang bersumber dari dahan yang menjadi sandarannya.
BUKKK
Eci terjatuh dari pohon itu dengan posisi terlentang, pandangannya meremang, nafasnya tercekat, ia susah sekali bernafas. Eci berusaha untuk berteriak, tetapi keadaannya tidak menyanggupi itu.
Eci segera bangkit, walaupun berdirinya sedikit goyah, ia memukul bagian belakang pundaknya dengan harap nafasnya bisa kembali normal. Untungnya usaha dadakannya itu berhasil, Eci bisa bernafas lega sekarang.
Badannya terasa nyeri akibat kejadian tadi, belum lagi kakinya bertambah sakit.