Banyuwangi (21/12/2024) - Mahasiswa Kedokteran Hewan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) UNAIR, kali ini melakukan field study ke salah satu klinik hewan di Kota Banyuwangi. Kegiatan Field Study ini dilaksanakan pada tanggal 8 November 2024, dengan tujuan untuk melakukan pengamatan praktik komunikasi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Menariknya, kegiatan field study ini tidak hanya dilakukan untuk pengamatan komunikasi namun juga dapat melatih kemampuan klinis mahasiswa kedokteran hewan FIKKIA UNAIR dalam menangani pasien.Â
Proses Pengamatan
Ketika melakukan pengamatan, mahasiswa didampingi oleh Drh. Kartika selaku dokter hewan yang bertanggung jawab di Twins Pet Clinic, Banyuwangi. Dalam pengawasan Drh. Kartika, mahasiswa diberikan kesempatan untuk mendokumentasikan praktik kerja didalam klinik.Â
Drh. Kartika membagikan pengalamannya kepada mahasiswa bahwa sebagai seorang dokter hewan, komunikasi merupakan hal yang sangat penting. Maka dari itu, menurut Drh. Kartika, seorang dokter hewan yang baik adalah seseorang yang bisa memberikan informasi penanganan medis dengan bahasa yang lebih sederhana ke pemilik hewan. Hal ini dilakukan supaya informasi tersebut bisa diterima dengan mudah oleh pemilik hewan supaya tidak terjadi salah paham. Salah satu contohnya bisa dilihat ketika Drh. Kartika sedang melakukan penanganan pada seekor anjing jenis toy poodle yang datang dengan keluhan pincang.Â
Pada awalnya, Drh. Kartika melakukan pemeriksaan fisik sang anjing seperti menimbang berat badan, mengukur suhu, serta mencari adanya kemungkinan ruam, lebam, dan/atau luka, pada bagian kulit maupun sekitar kaki belakang yang diduga mengalami pincang. Setelah pemeriksaan secara fisik, Drh. Kartika memberikan informasinya kepada sang pemilik dengan suara yang yakin dan jelas sehingga menunjukkan profesionalitasnya sebagai seorang dokter hewan.Â
Selain itu, ada pula sepasang pemilik hewan yang datang ke klinik untuk melakukan konsultasi dan vaksinasi seekor kucing. Dalam pelaksanaan praktik komunikasi, Drh. Kartika menunjukkan pembawaan yang santai namun profesional kepada pasangan tersebut. Setelah kucing tersebut diberi penanganan secara medis, Drh. Kartika menjelaskan bahwa dalam praktik komunikasi, selain intonasi suara yang jelas dan yakin, perlu juga untuk memperhatikan latar belakang budaya sang pemilik hewan. Hal tersebut bertujuan supaya gaya bahasa yang digunakan bisa dipahami dengan jelas tanpa menyinggung lawan bicara.Â
Pengamatan praktik komunikasi ini dilakukan selama kurang lebih 2 jam. Setelah pengamatan selesai dilakukan, mahasiswa bersama-sama mengakhiri pertemuannya dengan Drh. Kartika.
5 Tips Praktik Berkomunikasi
Dari penjelasan Drh.Kartika selama pengamatan, beliau sempat membagikan beberapa tips yang bisa diterapkan terutama bagi mahasiswa jurusan kedokteran hewan yaitu:
1. Gunakan Bahasa Indonesia Yang Baik
Hindari penggunaan bahasa gaul maupun bahasa daerah seperti bahasa Jawa, Sunda, Manado, dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya salah paham, maupun kata-kata yang kurang berkenan atau menyinggung.Â
2. Gunakan Pelafalan Kata Dan Intonasi Suara Yang JelasÂ
Pastikan suara anda terdengar jelas dengan memperhatikan pelafalan maupun intonasi supaya informasi yang disampaikan tidak terlewat.Â
3. Bangun Kepercayaan Diri Saat Berkomunikasi
Rasa percaya diri yang bagus dapat meningkatkan kecakapan bicara, sehingga anda terlihat lebih profesional dan meyakinkan. Hal ini dibutuhkan terutama untuk membangun rasa kepercayaan anda dengan pemilik hewan.
4. Perhatikan Bahasa Non-verbalÂ
Perhatikanlah suasana atau mood saat berbicara, hal ini dilakukan supaya anda bisa membedakan kapan perlu bersikap santai maupun serius. Selain suasana, penting juga untuk memperhatikan bahasa tubuh seperti ekspresi wajah, gestur, dan sebagainya.Â
5. Sampaikan Informasi Dengan Jelas
Saat menyampaikan informasi mengenai tindakan medis, pastikan tidak ada informasi satupun yang terlewat. Informasi tersebut perlu mencakup hal-hal seperti diagnosa, tindakan/penanganan yang diperlukan, jenis obat-obatan yang perlu dikonsumsi, efek samping, dsbnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H