Mohon tunggu...
Joy Manik
Joy Manik Mohon Tunggu... Mentor -

Seorang suami dari satu istri dan dua anak. Seorang mentor yang menyenangi buku dan musik. Seorang manusia yang berdosa sejak dalam kandungan. Dipilih oleh Allah sebelum dunia dijadikan. Ditebus oleh Kristus. Dan hidup dalam pemeliharaan Roh Kudus! - - 'i do what i think. and i think what i believe'

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Orang Tua, Andalah Pahlawan Sesungguhnya!

10 November 2015   10:52 Diperbarui: 10 November 2015   17:17 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

D – Disiplinkan (Discipline)
Calista (22 bulan) turun dari mobil dan berlari masuk mendapati saya di dalam rumah. Saya jongkok dan berniat memeluk dia. Setelah beberapa langkah masuk ke dalam rumah, tiba-tiba dia berhenti dan berbalik keluar. Tidak sempat berfikir mengapa. Ketika Calista jongkok dilantai dan membuka sepatunya sendiri dan membawanya ke rak sepatu. Saya tersenyum lebar dan sambil memeluk dia seraya berkata: ‘Thank you ya cantik…!’

Anak-anak belajar melalui visual dan bukan sekedar verbal. Saya belajar bahwa disiplin anak bukan sekedar aturan dan kesepakatan orang tua bersama anak. Kita perlu memberikan contoh. Saya perlu memberikan contoh. Benar sekali! Teladan! Kata ini sudah semakin jarang kita temukan. Dalam jaman seperti ini, anak-anak kehilangan figur. Bagaimana tidak! Kita sebagai orang tua kadang hanya menuntut anak mengikuti apa yang kita katakan tapi bukan apa yang kita lakukan.

E – Empati (Empathy)
Setiap manusia memiliki tanki (baca: jerigen) kasih. Dan tanki kasih manusia ini tidak boleh sampai kosong. Demikian juga anak-anak. Mereka sangat membutuhkan kasih dari orang tuanya. Dan salah satu caranya adalah dengan memahami perasaan mereka.

Deon membawa secarik kertas. Di dalamnya ada gambar dan coretan-coretan yang ia buat. Saat itu saya sedang dalam keadaan yang ‘sibuk’. Ada tugas yang perlu saya selesaikan. Dan ketika itu Deon menunjukkan kertas tersebut pada saya. Sebenarnya dalam hati saya sempat berkata pada diri sendiri. ‘Nak, kamu khan pernah gambar itu. Dan lebih bagus. Yang ini biasa saja.’ Saya sempat berniat untuk melihat dan merespon singkat saja. Tapi tidak saya lakukan. Saya meninggalkan pekerjaan saya. Memeluk Deon dan bertanya: ‘Gambar apa itu bang?’Deon menjawab: ‘Ini papah dan Deon!’sambil menunjuk gambar di dalam kertas itu.  Terus mamah dan Calis dimana ?Deon menjawab: ‘Mamah dan Calis di dalam rumah. Papah sama Deon karena papah sayang Deon..!’

Kalimat itu sangat sederhana. Tapi maknanya sangat dalam. Anak perlu tahu bahwa orang tua menyayangi mereka. Dan itu dimulai dengan menaruh empaty pada hal-hal yang terlihat kecil yang mereka tunjukkan. Jangan menganggap remeh apa yang membuat anak-anak kita senang. Karena mereka tahu apa itu basa-basi walau mereka tidak dapat mengutarakannya.

10 November adalah Hari pahlawan! Setiap tahunnya kita akan merayakan dan mengenang bersama jasa para pahlawan. Tahun ini saya mencoba melakukan refleksi sederhana mengenai hari pahlawan. Hingga merenungkan satu kalimat yang berkata: ‘Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya’. So True!

Kita bicara mengenai pahlawan bangsa yang tidak pernah kita lihat tapi ada banyak ‘pahlawan’ lain yang kelihatan namun tidak kita hargai. Siapakah mereka? Para orang tua! Diri kita sendiri. Anda dan saya. Kita adalah pahlawan yang sedang dalam perjuangan. Kita pahlawan yang terlihat! Dan medan perang belumlah usai. Kita patut memberikan penghargaan bagi para pahlawan bangsa ini. Namun para pahlawan hadir karena ada orang tua yang mendidik mereka.

Hari ini berikan penghargaan pada orang tua kita sebagai pahlawan dan sekaligus diri kita sendiri sebagai orang tua. Menjadi orang tua tugas mulia. Jangan kita sia-siakan. Pengorbanan tiada batas, bendera putih tak mungkin terkibar. Maju terus pantang mundur.

Setiap pagi matahari bangun dari peraduannya. Membangunkan manusia untuk bergegas bangkit dari istirahatnya. Anak-anak tumpuan bangsa sedang berdiri menanti kita.
Didiklah anak dalam takut akan Tuhan karena dari merekalah akan lahir patriot bangsa!

Terima kasih Papah dan Mamah. Kalian adalah pahlawan bagiku!

Selamat Hari Pahlawan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun