ia bagaikan sebuah jarum jam panjang
yang selalu melewati banyak putaran
tanpa henti dan tanpa merasakan
bahwa ia bertemu denganku
aku adalah jarum jam pendek
yang bergerak lebih lambatÂ
dengan kewaspadaan
agar ia tetap bersabar dan menyadarinya
ia berusaha dan menanti akan hari itu
meskipun ia terus berjalan semestinya
dan mengingat akan dua hal
apakah aku yang menghampiri
ataukah ia akan segera memutuskanÂ
untuk bergerak cepat dan bertemu denganku
disalah satu angka
tapi ia belum mengira
akan datang saatnya
dimana jam akan berhenti berdenting
dan kita berdiam diri
apakah berhenti diangka yang sama,
ataukah berhenti selamanya diangka yang berbeda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H