Mohon tunggu...
Jovita Lavenia
Jovita Lavenia Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi di Yogyakarta

Mahasiswi yang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal "Aedes Aegypti" Vektor Chikungunya di Gunungkidul

3 Juni 2019   10:20 Diperbarui: 3 Juni 2019   10:30 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama ini banyak orang mewaspadai vektor Aedes aegypti dalam rangka menghindari penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Padahal, sebenarnya yang harus diwaspadai bukan hanya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), tetapi juga penyakit Chikungunya. 

Chikungunya merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya atau disingkat CHIK virus berupa RNA virus yang termasuk dalam genus Alphavirus. Nama chikungunya sendiri berasal dari bahasa Kimakonde dari suku Mozambique di Afrika yang berarti "yang berubah bentuk atau bungkuk". 

Hal tersebut dikarenakan tubuh penderita yang membungkuk akibat radang sendi. Epidemik chikungunya tercatat pernah terjadi awal 1824 di India. Banyak KLB chikungunya terjadi di Afrika and Asia. Di Asia, strain dari CHIK virus berhasil diisolasi di Bangkok tahun1960; dari beberapa tempat di India termasukVellore, Calcutta dan Maharashtra tahun 1964; Sri Lanka tahun 1969; Vietnam tahun 1975; Myanmar tahun 1975 dan Indonesia tahun 1982 (WH0,2008a)(WH0,2008b). 

Menurut Hadi (2013), Chikungunya ditularkan oleh nyamuk. Aedes sp, untuk wilayah Asia species nyamuk penularnya adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus dengan Aedes aegypti sebagai vektor utamanya. WHO (2008b) menjelaskan bahwa Chikungunya mempunyai masa inkubasi, yaitu 2-4 hari (rentang 2-14 hari). 

Gejala klinis yang khas untuk chikungunya adalah demam tinggi, mengigil, sakit kepala, mual dan muntah, sakit perut, timbul bintik-bintik merah di kulit terutama badan dan lengan, nyeri sendi. 

Virus pada penyakit chikungunya ini termasuk self limiting disease atau hilang dengan sendirinya. Namun, rasa nyeri masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan. Nyeri sendi pada penderita dewasa umumnya lebih berat daripada anak-anak. Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak dan kulit kemerahan. 

Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5 hari. Mata biasanya merah disertai tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang demam. Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening.  muntah. Pada umumnya demam pada anak hanya berlangsung selama 3 hari dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai perdarahan maupun syok.

Saat ini belum ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya, sehingga penanganan yang dapat dilakukan cukup dengan meminum obat penurun panas dan penghilang rasa sakit yang dapat dibeli di apotek, dan yang terpenting adalah cukup istirahat, minum serta mengkonsumsi makanan yang bergizi. 

Penderita sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi, cukup karbohidrat, dan terutama protein, serta minum sesering mungkin. Memperbanyak konsumsi buah-buahan segar dan sebaiknya minum jus segar. 

Pada umumnya, setelah lewat lima hari, demam akan berangsur-angsur turun, rasa ngilu maupun nyeri pada persendian dan otot berkurang, dan penderitanya akan sembuh seperti semula.  

Satu-satunya cara mencegah penyakit ini adalah menghindari gigitan nyamuk pembawa virusnya. Nyamuk ini, senang hidup dan berkembang biak di genangan air bersih seperti bak mandi, vas bunga, dan juga kaleng atau botol bekas yang menampung air bersih. Mengingat penyebar penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti maka cara terbaik untuk memutus rantai penularan adalah dengan memberantas nyamuk tersebut mulai dari tingkat larvanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun