Pengembangan Pariwisata Bukit LawangÂ
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 6 dimensi pengembangan pariwisata yaitu Attraction, Accessibilities, Amenities, Acomodation, dan Activity untuk menganalisis pengembangan pariwisata Bukit Lawang.
 1) AttractionÂ
   Berbagai atraksi wisata menarik disajikan di Bukit Lawang supaya memberikan kesan kepada pengunjung. Bukit Lawang terkenal sebagai pusat rehabilitasi orangutan yang didirikan pada tahun 1973 untuk melestarikan populasi orangutan yang semakin berkurang akibat perburuan, perdagangan, dan deforestasi. Wisatawan dapat bertemu dengan orangutan di Bukit Lawang.Â
2) AccesbilittyÂ
   Akses mencakup fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh wisatawan untuk menuju destinasi wisata, sehingga harus tersedia jasa seperti penyewaan kendaraan dan transportasi lokal, rute atau pola perjalanan (Cooper dkk, 2000). Bukit Lawang dapat dicapai dengan waktu tempuh sekitar 2-3 jam dari Kota Medan. Berdasarkan hasil penelitian lapangan yang dilakukan peneliti, aksesbilitas di Bukit Lawang belum cukup baik dan masih menjadi kendala karena jalan menuju Bukit Lawang yang belum memadai. Dalam hal ini, akses menuju Bukit Lawang dan meningkatkan aksesibilitas dengan perbaikan jalan dan fasilitas transportasi menuju Bukit Lawang. Memodernisasi fasilitas umum, seperti toilet, tempat parkir, dan taman, untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan.Â
3) AmenitiesÂ
   Di kawasan Bukit Lawang terdapat beberapa fasilitas di buki tlawang, seperti transportasi, akomodasi, lahan parkir, gazebo, toilet, musholla dan restoran.Â
4) ActivitiesÂ
   Wisatawan dapat melakukan trekking di hutan kawasan Taman Nasional GunungLeuser yang memiliki kontur tanah relative berbukit dan kondisi tanah yang cenderung basah dan berlumpur layaknya jenis tanah di kawasan hutan hujan tropis. Wisatawan dapat melakukan aktivitas rafting di aliran sungai Bahorok yang memiliki air sungai yang bersih.
5) Accommodation