Permasalahan ekonomi yang berujung kepada peremasalahan sosial menjadikan lahan yang subur juga bagi para pelaku perdagangan perempuan untuk menjerumuskan korban-korbannya. Banyaknya tawaran pekerjaan di luar negeri membuat para perempuan yang kurang pengetahuan akibat rendahnya pendidikan dapat dengan mudah tertipu oleh pelaku perdagangan perempuan Vietnam.
Struktur budaya patriarki di Tiongkok cenderung menempatkan perempuan di kelas dua sehingga berdampak pada ketimpangan jumlah perempuan dan laki-laki. Bahkan di tahun 2005 laki-laki Tiongkok kesulitan untuk menemukan perempuan untuk diperistri.Fenomena inilah yang juga memicu perdagangan perempuan Vietnam ke Tiongkok karena memiliki kedekatan geografis.
Perdagangann Perempuan Vietnam ini merupakan isu yang masuk ke dalam kejahatann internasional karena terdapat Tiongkok sebagai negara tujuannya. Masyarakat Vietnam yang menganut struktur budaya patriarki cenderung merendahkan perempuan sehingga perempuan pun kurang mendapatkan pendidikan dan menjadikan mereka rawan untuk menjadi korban perdagangan perempuan.
Kondisi perekonomian di Vietnam pun lebih menjerumuskan perempuan Vietnam ke dalam perdagangan perempuan. Terlebih juga kondisi demografis di Tiongkok yang juga turut mnejadi faktor penyebab terjadinya perdagangan perempuan ini. Pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa fenomena perdagangan perempuan Vietnam ini banyak didukung oleh faktor struktur budaya patriarki Vietnam yang juga didapatkannya oleh Tiongkok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H