Mohon tunggu...
Jovian Philip
Jovian Philip Mohon Tunggu... Dokter - Residen Neurologi

Student | Learner | Gamer

Selanjutnya

Tutup

Healthy

8 Strategi Ampuh untuk Cegah Stroke - Refleksi Hari Stroke Sedunia Tahun 2024

29 Oktober 2024   09:40 Diperbarui: 29 Oktober 2024   15:29 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi Life's Essential 8 (American Heart Association)

 Kunci untuk mengontrol tekanan darah adalah secara konsisten melakukan gaya hidup sehat (aktivitas fisik, stop rokok, pengaturan diet, dan tidur cukup) serta rutin mengonsumsi obat pengontrol tekanan darah sesuai anjuran dokter.

7. Kontrol Kolesterol

Kadar kolestrol darah yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah, sehingga menyempitkan diameter pembuluh darah, dan menyebabkan suatu stroke. 

Kita mengenal ada 2 jenis kolestrol, yakni high density lipoprotein (HDL) atau yang kita kenal dengan kolestrol yang baik, dan low density lipoprotein (LDL) atau kolestrol jahat. 

HDL berfungsi untuk mencegah LDL menempel pada dinding pembuluh darah, sehingga kadar HDL yang tinggi berhubungan dengan risiko penyakit jantung dan stroke yang lebih rendah. 

AHA/ASA merekomendasikan target kolestrol non-HDL dibawah 130 mg/dL untuk dewasa berusia 20 tahun. Pada populasi dengan kadar LDL tinggi dan memiliki risiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular, dokter mungkin merekomendasikan pemberian obat antidislipidemia untuk mengontrol kadar LDL agar menurunkan risiko terjadinya suatu serangan stroke.

8. Stop Merokok / Vape

Merokok merupakan salah satu faktor risiko stroke yang berkontribusi terhadap 18% kematian akibat stroke. Terdapat bukti yang sangat kuat bahwa merokok dan paparan asap rokok berbanding lurus terhadap kejadian stroke, terlepas dari usia, jenis kelamin, ras, ataupun frekuensi merokok. 

Risiko mengalami stroke pada kelompok yang menggunakan rokok elektronik atau vape ternyata sama besar dibandingkan kelompok yang menggunakan rokok tradisional. 

Dengan berhenti merokok secara total, seseorang telah berhasil menurunkan 50% risiko mengalami suatu penyakit kardiovaskular dalam satu tahun kedepan. AHA/ASA merekomendasikan pendekatan gabungan terapi perilaku dan terapi farmakologis untuk memfasilitasi seseorang berhenti merokok. 

Masyarakat dapat memanfaatkan layanan konseling gratis untuk berhenti merokok yang telah disediakan pemerintah pada hotline 0800-177-6565.

Akhir kata, mayoritas kasus stroke bisa dicegah dengan melakukan deteksi dini faktor risiko, melakukan gaya hidup sehat, dan memberikan penanganan yang adekuat. Pada momentum Hari Stroke Sedunia ini, mari kita tingkatkan kewaspadaan terhadap Stroke. Bersama, kita menjadi Lebih Hebat dari Stroke.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun