Mohon tunggu...
Ignatius Jovan Liem
Ignatius Jovan Liem Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - SMA Kanisius

Seorang siswa biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bergumul Merajut Asa Toleransi Melalui Ekskursi

17 November 2024   11:16 Diperbarui: 17 November 2024   11:16 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjumpaan  langsung  antarindividu  dari  berbagai  latar  belakang  merupakan  cara  yang  efektif  untuk  meminimalisir  prasangka  dan  memperkuat  hubungan  sosial.  Melalui  interaksi  langsung,  individu  dapat  saling  mengenal,  memahami,  dan  menghargai  perbedaan.  Teori  Kontak  (Contact  Hypothesis)  yang  dikemukakan  oleh  Gordon  Allport  menjelaskan  bahwa  kontak  antar  kelompok  yang  berbeda  dalam  kondisi  yang  setara  dan  kolaboratif  dapat  mengurangi  prasangka  dan  meningkatkan  toleransi.

Salah satu penerapan dari metode tersebut adalah kegiatan ekskursi 2024 ini. Program ini memberikan kesempatan bagi siswa Kanisius yang mayoritas beragama Katolik untuk dapat bertemu dan berdinamika langsung dengan para santri yang memiliki keyakinan lain. Melalui program ini, siswa dapat mempelajari budaya dan tradisi lain, menjalin persahabatan, dan menghilangkan prasangka buruk.

Toleransi bagi para Kanisian sebagai generasi muda merupakan suatu nilai yang memang sudah diterapkan oleh mereka sedari awal. Walau mayoritas siswanya Katolik, ada juga siswa Kanisius yang beragama Kristen, Islam, Buddha, dan Hindu. Dinamika sehari-hari bersama siswa yang berbeda agama mengajarkan nilai toleransi dan saling menghormati antar agama.

Generasi muda memiliki pikiran yang lebih terbuka terhadap perbedaan. Salah satunya karena mereka tumbuh di era digital yang menyediakan akses luas terhadap informasi global dan berbagai pengalaman lintas budaya. Paparan ini memungkinkan mereka untuk memahami sudut pandang yang berbeda serta membangun sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan multikultural dan program-program lintas budaya juga berperan penting dalam mendukung generasi muda untuk lebih menghargai keberagaman dan menjadikan perbedaan sebagai kekuatan bersama.

Selain itu, media sosial berfungsi sebagai platform utama bagi generasi muda untuk saling bertukar ide dan pengalaman. Melalui keterpaparan terhadap berbagai perspektif dan diskusi global, mereka semakin terbiasa dengan keberagaman budaya, agama, dan nilai-nilai. Kehadiran media sosial tidak hanya membantu memperluas wawasan mereka, tetapi juga memperkuat rasa empati dan solidaritas terhadap kelompok yang berbeda.

Jika generasi muda sudah mau membuka diri terhadap perbedaan, apa yang menghalangi Indonesia untuk maju? Pola pikir dan prasangka negatif yang dibawa oleh generasi-generasi sebelumnya serta stereotip yang melekat pada suatu ras, suku, dan agamalah yang menjadikan masyarakat kita stagnan.

Perbedaan hanyalah produk dari perspektif yang berbeda akan suatu hal. Apabila seseorang melihat gajah dari depan dan seseorang yang lain melihatnya dari belakang, lalu mereka berdebat akan gambar gajah yang sebenarnya. Orang dari kejauhan yang melihat mereka pasti akan menganggap mereka bodoh.

Perbedaan merupakan hakikat dasar setiap manusia. Bahkan dalam suatu agama yang sama, masih ada organisasi dan orde dengan ideologi yang berbeda. Di dalamnya, masih ada banyak pola pikir yang berbeda lagi. Wajar apabila semua orang berbeda. 

Pertanyaannya adalah apakah kita akan memandang perbedaan sebagai masalah untuk berkonflik antara satu sama lain? Ataukah kita akan mampu untuk memandang perbedaan sebagai kekuatan dan memanfaatkan kekuatan itu untuk melawan masalah eksternal? Apakah masalah perbedaan lebih krusial dibandingkan dengan maraknya masalah di negara kita, seperti korupsi, kualitas udara, pencemaran lingkungan, perubahan iklim, kemiskinan, kurangnya pendidikan, dan lain-lain? Ataukah masalah lain itu lebih krusial?

Marilah kita bersama-sama bergandengan tangan dalam toleransi dan keharmonisan. Marilah kita semua bersatu dan memanfaatkan perbedaan sebagai kekuatan untuk Indonesia yang lebih maju!


"Bukan perbedaan yang memisahkan kita, tetapi ketidakmauan untuk saling mengenal."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun