Saya juga geleng-geleng kepala dengan bahan makanan yang disiapkan untuk Farid dan Matius. Mulai dari sosis, seafood segar, makanan kaleng, makanan semacam cereal, dan banyak susu. Makanan mereka untuk sebulan mah bisa memberi makan beberapa fakir miskin dalam beberapa minggu di Indonesia.
Hmmm, begitu perhatiannya orang-orang sini pada binatang.
Suatu hari suamiku juga cerita, bahwa dia bertemu seorang wanita di toko karpet import (karpet dari timur tengah). Wanita itu sibuk mencari karpet tebal untuk anjingnya. Akhirnya dia beli karpet berbulu dengan ukuran kecil/sedang, yang harganya lebih dari 500 dolar, sekitar 5 juta rupiah. Suamiku sempat membantu wanita tua itu mengangkat karpetnya ke mobil. Hmmm ini untuk kenyamanan seekor anjing ya.
Ini juga mengingatkanku saat kucing Fika dan Fida (namanya Mini) sakit di Surabaya, dan kami membawanya ke dokter hewan. Saat saya menjenguk Mini, perasaan saya bukannya sedih seperti Fika dan Fida, saya agak tertawa geli melihat si Mini di infus. Masya Allah. Kucing diinfus. Sambil mikir, bakal berapa yg akan saya bayar kalau Mini harus diinfus berhari-hari. Fika Fida tentu tidak mikir uang, tapi mikir penderitaan si Mini. Dalam pikiranku, andai bukan anakku, andai saya tak takut dicap jahat oleh anakku, tentu saya harus mikir beratus kali untuk membawa si Mini ke dokter. Untung Mini kembali sehat dan bisa kembali lincah.
Maafkan Ibu Nak, latar hidup kita berbeda, sehingga perasaan kita berbeda. Tapi Ibu tentu mau jadi hamba yang baik di sisi-Nya termasuk menyayangi ciptaan Allah yang tidak sebatas manusia.
So what? Apa yang bisa saya pelajari dari fenomena ini ya?
Apakah kesejahteraan binatang itu baru bisa terpikirkan ketika kita manusia sejahtera dulu? Atau apakah sensitifitas kepedulian pada binatang itu yang menjadi kunci bahwa seseorang bisa mencintai atau menyayangi binatang. Apakah pendidikan yang bisa menyadarkan kita bahwa semua ciptaan Sang Maha Pencipta punya manfaat dan kita wajib menjaganya demi keseimbangan kehidupan di dunia ini?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI