Mohon tunggu...
Josua Manurung
Josua Manurung Mohon Tunggu... profesional -

It is not enough to be very good, if you have the ability to be GREAT! BIG GBU!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tunjuk Hidung, Copot!

21 Januari 2012   07:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:37 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kami sudah lelah dengan instruksi...

kami penat dengan himbauan...

kami capek dengan ajakan...

Pak Presiden mulailah tunjuk hidung dan copot...

ganti pejabat-pejabat korup itu...

katamu engkau menang dengan 60% suara...

katamu suaramu adalah suara rakyat...

tetapi mengapa rakyatmu tidak mau patuh...

bikinkan aku lagu tentang rakyat yang kurang makan

sementara dpr membeli kursi-kursi seharga 24 juta...

dpr dan dprd berlomba menghabiskan anggaran...

dengan memperbagus ruang rapat

uang... yang seharusnya untuk rakyat...

lalu mulailah konflik dimana-mana...

rakyat dengan aparat...

rakyat dengan rakyat

pertahankan tanah mereka satu-satunya...

kekerasan demi kekerasan dipertontonkan

di depan publik...

oleh media yang hanya cari sensasi

demi rating dan pemasukan kantong pribadi...

pembodohan publik lewat sinetron dan infotainment

hiburan-hiburan lawakan yang menghibur

berusaha mengalihkan perhatian...

membuat rakyat tertawa...

sementara perut melilit karena lapar...

hutang menumpuk dimana-mana...

hukum diperkosa di negeri sendiri...

kebebasan beragama yang dikebiri

koruptor yang tidak akan pernah  tersentuh

karena kuatnya tangan penguasa...

keadilan sudah lama mati...

dulu kami dijajah oleh bangsa lain

sekarang kami dijajah bangsa sendiri...

aparat keamanan cari aman sendiri...

selama masih ada penguasa-penguasa

elit polisi dan tentara merasa aman...

saatnya memperkaya diri...

bawahan tidak diperhatikan lagi...

lalu mulailah para bawahan menggunakan senjatanya

perampokan bersenjata dimana-mana

bunuh dan ambil hartanya...

karena kami harus juga setor ke atasan katanya

kami muak melihat para senior

hanya mau enaknya sendiri...

mengapa menteri perlu wakil menteri...

karena menteri dari parpol tidak tahu

mau berbuat apa...

mengapa subsidi tidak perlu lagi diberi...

supaya bisa dikorupsi dan dibagi...

bekal untuk pencalonan diri nanti...

Pak Presiden... tunjuk hidung dan copot!

walaupun itu anakmu sendiri

yang berbuat salah...

walaupun nanti mereka tidak lagi jadi koalisi

mengapa ada pejabat tersenyum ketika engkau berpidato

karena dia tahu itu hanya retorika...

kenyataan yang tidak akan terjadi...

Pak Presiden... masih belum terlambat...

sekali ini saja lagi...

demi rakyat Indonesia...

Tunjuk Hidung... Copot...

sebelum rakyat menunjukkan...

siapa penguasa sebenarnya...

Tunjuk Hidung... Copot ... Ganti!

simpan dulu gitarmu...

gunakan tongkat komando...

yang sudah mulai berdebu...

Kiranya TUHAN besertamu!

BIG GBU!

@jm210112.1450

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun