semburat jingga, pergi beradu bersama lara
lara menapaki jalanan basah
diterpa butir gerimis senja
dihati lara coba menerka
membayang punggung pergi kelana
tergurat diwajahnya kenangan masa
jalan basah yang dipijaknya dengan tangan tergenggam asa
semntara lara tak lagi merasa
hangat jemari sang cakrawala
hati lara semakin merana
tak sadar olehnya mata berkaca
kembali mengucurkan bulir air mata
sementara dua senja berlalu
pelupuk mata sudah penuh lara
Inginpun lara merintih
gerimis tak memberi asa
jalan basah menjadi salah
cakrawala pergi meninggalkan lara
pun hati berharap rasa
kembali menggenggam jemari lara
Hingga
gerimis tak lagi terasa
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!