Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh
merupakan suatu slogan yang sudah kita sering dengar dan bahkan menjadi slogan yang sering di gunakan oleh bangsa Indonesia. Tetapi apakah kita semua sudah menerapkan slogan tersebut kedalam diri kita.
Mungkin kita perlu kembali ke beberapa tahun lalu, tepatnya pada saat kemerdekaan Bangsa Indonesia. Indonesia dari sejak dahulu kala sebelum kemerdekaan dikenal sebagai negara yang berjuang sendiri-sendiri. Sampai pada akhirnya para pejuang kita sadar bahwa berjuang sendiri-sendiri tidak akan mengubah apapun. Jadinya mereka bersatu untuk melawan penjajah. Sampai setelah 300 tahun lebih Indonesia dijajah, Indonesia menjadi negara yang merdeka.
Dari perjuangan di atas dapat diambil bahwa Indonesia merupakan negara yang penuh variasi manusia. Mulai dari bervariasinya suku, ras, budaya, agama, dll. Dari sekian banyak pulau yang ada di Indonesia, disitulah letak tinggal warga-warga Indonesia yang bervariasi. Rumah untuk para penduduk yang penuh dengan variasi. Tetapi apakah dengan adanya banyak variasi tersebut Indonesia bisa bersatu dengan mudah?
Jawabannya tidak, akibat keberagaman kitalah, Indonesia sulit untuk bersatu. Akibat tidak bersatunya kita, timbulah perbedaan pendapat. Dari perbedaan pendapat tersebut tentu saja bisa timbul kejadian-kejadian lain yang bahkan jauh lebih berbahaya. Salah satu kejadian yang sering kita temukan adalah terjadinya suatu konflik.
Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut, makanya kita perlu pelajari tentang integrasi. Menurut KBBI, integrasi memiliki arti sebagai pembauran sampai menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Dengan kata lain integrasi merupakan suatu cara untuk bekerja sama yang tidak bertentangan demi mencapai suatu tujuan.
Menurut Howard Wriggin, integrasi adalah penyatuan bangsa-bangsa yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak menjadi suatu bangsa. Definisi dari Howard Wriggin cukup menggambarkan mengapa Indonesia membutuhkan integrasi.Â
Indonesia merupakan negara yang rentan akan konflik. Meskipun keberagaman itu indah namun juga bisa menjadi bencana untuk Indonesia. Oleh karena itu kita bangsa Indonesia perlu memahami dan juga menerapkan integrasi ini terhadap sesama warga Indonesia.
Tetapi sayangnya untuk mewujudkan integrasi nasional ini tidak mudah. Banyak sekali faktor-faktor yang menghambat terwujudnya integrasi nasional ini, salah satu hambatan yang sering kita temukan adalah keberagam Indonesia. Keberagaman yang dimiliki Indonesia sangatlah luas, karena meliputi dari budaya, ras, agama, suku, dll. Â Tetapi keberagaman ini dapat memunculkan sikap seperti etnosentrisme, dimana ia mengira bahwa sukunya lah yang paling unggul. Karena hal tersebut bisa terjadilah konflik.
Lalu hal lain yang juga menghambat integrasi nasional ini adalah kurangnya kesadaran nasional. Sering kali kita bisa temukan orang yang hanya ingin melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri. Orang-orang tersebut tidak mementingkan orang lain melainkan hanya mementingkan dirinya sendiri. Itulah pentingnya persatuan dan kesatuan, agar dapat membangun rasa kebangsaan yang kuat.
Lalu satu faktor lagi yang menurut saya cukup berpengaruh dalam menghambat integrasi bangsa Indoensia adalah gerakan separatis. Gerakan separatis merupakan gerakan yang biasanya dilakukan oleh suatu kelompok untuk memisahkan diri dari NKRI. Pada umumnya tujuan mereka memisahkan diri dari Indonesia adalah karena mereka ingin menjadi negara sendiri dan merdeka.
Sebenarnya gerakan separatism ini sudah pernah terjadi berkali-kali di Indonesia. Daerah-daerah yang ingin berpisahpun sudah cukup banyak. Salah satu contoh gerakan separatism ini adalah Maluku. Gerakan sepratisme nya mereka sebut dengan RMS (Republik Maluku Selatan). Alasan dari mengapa mereka ingin memisahkan diri dari Indonesia adalah karena mereka sudah merasa kuat dalam ekonomi, politik, dan geografis. Jadinya mereka yakin bahwa Maluku bisa berdiri sendiri tanpa ada bantuan Indonesia.
Meskipun pada akhirnya gerakan RMS ini tidak terjadi, tetapi dapat kita lihat bahwa daerah Maluku pada saat itu memiliki sikap etnosentrisme. Terlihat dari bagaimana mereka merasa sudah kuat dan juga unggul, jadi tidak memerlukan bantuan dari bangsa Indonesia.
Contoh lain dari gerakan separatisme ini adalah DI/TII atau Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia. Gerakan ini terjadi karena terdapat beberapa pihak yang tidak puas dengan isi perjanjian Renville. Jadinya mereka tidak melaksanakan perjanjian Renville dan memilih untuk membentuk DI/TII. Salah satu hal yang mereka lakukan adalah menyerang pasukan pemerintah Indonesia dan juga mencoba untuk menguasai wilayah-wilayah tertentu.
Dari gerakan ini hal yang bis akita lihat adalah, gerakan separatisme DI/TII ini tidak mementingkan kepentingan nasional. Mereka hanya mementingkan diri sendiri, terlihat dari bagaimana mereka menyerang sesama bangsa Indonesia hanya untuk kepentingan mereka sendiri.
Jadi setelah melihat beberapa contoh gerakan separtisme dan juga faktor-faktor penghambat integrasi bangsa, apa yang bisa kita lakukan. Sebagai masyarakat Indonesia, kita bisa bersifat patriotik, atau sifat yang mencintai tanah air. Kita juga harus sadar bahwa kepentingan negara jauh lebih penting dibandingkan kepentingan diri sendiri. Hilangkan juga sikap etnosentrisme, karena kita semua di Indonesia setara, tidak ada yang lebih unggul dari yang lain, kita semua disini setara.
Selain kita para masyarakat, para pemerintah juga dapat ikut serta untuk menghentikan disintegrasi bangsa. Pertama pemerintah dapat menaikan kepercayaan rakyat, dengan cara menunjukan bahwa mereka hadir untuk rakyat, bukan untuk kepentingan mereka sendiri dan kelompoknya. Dengan hilangnya kepercayaan masyarakat, maka masyarakat dapat menilai bahwa lembaga negara tidak memiliki netralisasi dan kredibilitas. Lalu pemerintah juga dapat memberantas gerakan-gerakan separatisme yang bermunculan. Dengan begitu maka tidak akan ada gerakan separatisme di Indonesia.Â
Saya sebagai pelajar juga dapat berkontribusi dalam menghentikan disintegrasi bangsa ini. Saya bisa mengajarkan sikap patriotisme kepada teman-teman saya. Lalu saya juga akan menolak melakukan sikap etnosentrisme. Saya juga bisa berkontribusi dalam melawan gerakan separatis yang muncul.
Kesimpulannya, Indonesia bisa dalam masalah besar karena adanya disintegrasi bangsa. Terdapat beberapa faktor juga yang mendorong disintegrasi bangsa ini, seperti sikap etnosentrisme, keberagaman yang luas, gerakan separatisme, dll. Bahkan disintegrasi bangsa ini sudah pernah terjadi di Indonesia pada masa-masa sebelumnya, seperti terjadinya gerakan separatisme. Tetapi tentu saja kita bisa mencegah disintegrasi bangsa ini, dengan cara terus bersatu dan tidak menghina orang yang berbeda dari kita. Karena dengan kita bersatu maka kita akan teguh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI