Mohon tunggu...
Joshua
Joshua Mohon Tunggu... Konsultan - Akun arsip

Akun ini diarsipkan. Baca tulisan terbaru Joshua di https://www.kompasiana.com/klikjoshua

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Harap-harap Cemas Saat Mendaftar Program Kartu Pra Kerja

12 April 2020   12:30 Diperbarui: 12 April 2020   15:37 6193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintah resmi membuka pendaftaran program Kartu Pra Kerja mulai Sabtu, 11 April 2020| Sumber ilustrasi: https://www.prakerja.go.id/

Sabtu (11/04/2020) malam tadi, saya dan rekan saya Emil (24, bukan nama sebenarnya) benar-benar sukses menghabiskan malam dengan insomnia. 

Kami berdua, yang terpisah jarak dan ruang di kawasan yang berbeda, dengan media chat app bertukar cerita dan keresahan soal efek domino pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang melanda dunia, juga Indonesia, terhadap perekonomian masing-masing pribadi dan nasional.

Singkat cerita, Emil baru saja terkena PHK oleh perusahaan tempatnya bekerja di Bandung, beberapa hari sebelumnya. Ia adalah seorang pegawai hotel yang awalnya mengajukan opsi dirumahkan saja tanpa digaji, namun pengusaha hotel tempatnya bekerja mengaku tak kuat membayarkan gajinya. 

Bukan artinya Emil tidak punya skill yang mumpuni, di tempat kerjanya, ia sering ditunjuk menjadi manager on duty bagian housekeeping. Ia sempat risau akan nasibnya.

"Sejak bokap (ayah) gue mangkat, guelah yang jadi tulang punggung buat nyokap (ibu) dan kedua adik gue yang masih sekolah," ujarnya lirih dalam chat app.

Keresahan itu tak berlangsung lama. Begitu saya mengajaknya menyaksikan tayangan breaking news di beberapa stasiun televisi swasta, termasuk TVRI yang dimiliki negara, muncul Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang memberikan pemaparan media secara resmi terkait implementasi Kartu Pra Kerja. 

Melalui video konferensi, Airlangga, mewakili Presiden RI Joko Widodo, dengan mengucap basmallah, meresmikan website Kartu Pra Kerja, www.prakerja.go.id.

Seketika itu juga, saya dan Emil gercep--gerak cepat, demi mengakses situs Kartu Pra Kerja dari gawai kami masing-masing. Saya di Jakarta dan Emil di Bandung. Data-data yang perlu disiapkan telah ada di hadapan kami, sebut saja KTP. 

Begitupun ratusan ribu milenial lainnya di seluruh Indonesia dengan berbagai latar belakang: ada yang masih mencari kerja, ada juga karyawan yang dirumahkan, belum lagi karyawan yang terkena PHK.

Saya dan Emil akan berbagi kisah harap-harap cemas kami dalam mendaftar pada program Kartu Pra Kerja ini di sini. Mari simak bersama.

Kendala saat Daftar dan Login

Pada menit-menit awal peluncurannya, trafik yang menuju ke laman resmi Kartu Pra Kerja memang melebihi dugaan saya. Jangankan saat pascaperesmian, pada saat pra-peresmian pun, menurut data yang dilansir Menko Airlangga, ada sekitar 1,3 juta kunjungan pada beberapa hari sebelum laman resmi diluncurkan. 

Dapat disimpulkan secara sederhana bahwa program ini mendapat sambutan yang luar biasa, termasuk dari kaum milenial.

Mengutip beberapa media daring, seharusnya, laman Kartu Pra Kerja diluncurkan pada Kamis (09/04/2020), namun Project Management Office Kartu Pra Kerja masih melakukan beberapa penyempurnaan hingga laman ini secara resmi mengudara pada Sabtu malam tadi.

Waktu menunjukkan pukul 21.00--dua jam pascaperesmian, awalnya saya berharap proses registrasi akan berjalan mulus. Namun ketika akun berhasil dibuat dengan memasukkan alamat e-mail dan password, saya masih belum juga menerima email konfirmasi dari sistem dan terpaksa menunggu hingga satu jam. 

Tak sampai satu jam, hanya 20 menit berselang, dengan menggunakan akun Gmail dari Google, email verifikasi dari sistem singgah di kotak masuk.

Memang butuh waktu masuk-keluar berkali-kali hingga saya bisa melakukan input data pribadi berupa NIK dan tanggal lahir saya seperti tertera pada KTP. 

Beberapa kali percobaan memang tak membuahkan hasil, dan ketika berusaha mengirim data, akun saya malah logout secara otomatis sehingga saya masih harus melakukan login. 

Sungguh pun alamat e-mail dan password sudah benar, terkadang respon yang muncul dari sistem sungguh menyebalkan. Kadang "Silahkan periksa alamat e-mail dan password Anda" yang mengindikasikan kesalahan pada salah satu atau kedua variabel tersebut. 

Kadang pula "Failed to fetch", seperti dialami ribuan orang lainnya, hingga kolom komentar Instagram resmi @prakerja.go.id penuh dengan keluhan senada. Solusinya? Butuh refresh beberapa kali pada laman, hingga bisa login dengan normal seperti biasa.

Cara Pengisian Data Pribadi, Tes dan Pemilihan Gelombang Seleksi

Pengisian data dilakukan dalam beberapa tahapan. Pengisian data tahap pertama adalah memasukkan NIK dan tanggal lahir seperti tertera pada KTP. 

Jika sudah berhasil, lakukan input biodata berupa nama lengkap, alamat sesuai KTP, alamat domisili (bisa dikosongkan bila sama dengan alamat KTP), jenis kelamin, status kebekerjaan (bekerja/tidak bekerja), foto KTP, dan swafoto (selfie) pengguna bersama KTPnya.

Data pribadi yang terakhir perlu diisi adalah nomor handphone. Nantinya nomor tersebut akan dikirimkan kode OTP sebanyak 6 digit untuk diinputkan pada layar laman Kartu Pra Kerja sebelum data pribadi dikirim ke sistem. Ini bersifat wajib, jadi jangan sampai lupa, ya...

Saat semua isian sudah diisi dengan lengkap dan benar, segera kirim data untuk mengikuti tes singkat berupa tes minat dan matematika dasar. Tak perlu khawatir, karena saya merasa soal-soalnya sangat user-friendly dan user-oriented sehingga mudah dikerjakan. 

Untuk mengerjakan soal matematika dasarnya, jangan lupa siapkan kertas dan alat tulis seperti pensil atau pulpen, siapa tahu Anda butuh coretan.

Setiap pengguna diberi total waktu sekian menit untuk mengerjakan beberapa soal dan pertanyaan. Pastikan Anda sudah mengisi seluruhnya dengan lengkap. 

Oh ya, supaya tesnya tidak gagal, pastikan juga koneksi internet Anda stabil, karena jika tak stabil dan Anda keluar dari laman tes, Anda akan dianggap telah mengikuti tes dan tidak akan bisa mengikuti tes lagi.

Apabila sistem merasa data Anda sudah lengkap, Anda akan diarahkan untuk memeriksa e-mail Anda, apakah ada pesan masuk. Pesan ini berisi ajakan untuk memilih gelombang seleksi, langsung pada laman resmi Kartu Pra Kerja. 

Untuk di tahap ini, pastikan Anda tetap berada dalam kondisi login. Untuk tahap pertama, gelombang seleksi yang dibuka sesuai domisili saya di DKI Jakarta, pendaftarannya dibuka hingga Kamis, 16 April 2020, rencananya hingga pukul 16.00 WIB, dan hasil seleksi gelombang pertama ini diumumkan keesokan harinya. 

Yang tidak kebagian pada gelombang terawal diharapkan jangan sedih, karena bisa mendaftar lagi untuk gelombang berikutnya. Tips dari saya: Selalu cek gelombang, kota domisili, dan tanggal pendaftaran terbaru pada dashboard laman resmi Kartu Pra Kerja.

Perlu diingat bahwa semua data yang dimasukkan tidak bisa diubah atau dikoreksi ketika sudah dikirim. Hal ini penting karena akan memengaruhi hasil seleksi administrasi bagi calon penerima program Kartu Pra Kerja. 

Pastikan semua datanya benar dan sesuai dengan identitas, meskipun data pribadi berupa KTP dan tanggal lahir akan secara otomatis dicocokkan dengan data penduduk yang ada di Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, Kementerian Dalam Negeri.

Semua sudah beres, tinggal tunggu data pada akhirnya diverifikasi oleh Project Management Office, apakah kita layak menjadi penerima Kartu Pra Kerja atau tidak. Kita akan diberitahu via e-mail dan dashboard laman Kartu Pra Kerja bilamana kita sudah terpilih menjadi penerimanya.

Kartu Virtual dengan Benefit Ekstra

Tidak seperti "kartu-kartu sakti" lainnya yang berbentuk fisik seperti program-program perlindungan sosial yang telah ada sebelumnya (Kartu Sehat, Kartu Pintar, Kartu Keluarga Sejahtera). 

Kartu Pra Kerja hadir dalam bentuk virtual berupa 16 digit nomor yang dapat diinputkan saat kita memilih kursus/pelatihan apakah yang akan diikuti.

Program ini saya rasa sangat kreatif dan inovatif, dimana penerima Kartu Pra Kerja diberikan kebebasan untuk memilih sendiri pelatihan keterampilan kerja yang dibutuhkannya dan relevan dengan kebutuhan industri yang digelutinya. 

Misalnya saja saya yang punya preferensi pelatihan bidang media, industri kreatif, dan pemrograman, serta Emil yang berhubungan dengan industrinya--perhotelan. Untungnya di Sisnaker terdapat beberapa pelatihan perhotelan yang bisa diikuti, seperti kelas concierge.

Pelatihan bukan hanya diselenggarakan oleh Sisnaker, ada juga startup lain yang turut memasarkan dan menyelenggarakan pelatihan, sebut saja Skill Academy Ruangguru, MauBelajarApa, Pintaria, dan Pijar Mahir. 

Berdasar informasi yang saya terima, hampir semua pelatihan dilaksanakan online dengan teknologi learning management systems, dan bilamana pandemi telah berakhir dan semua kegiatan dapat dilaksanakan dengan normal, pelatihan semacam ini juga bisa dilangsungkan dengan sistem tatap muka atau offline.

Pemerintah sendiri telah menganggarkan biaya pelatihan berupa saldo senilai Rp 1 juta yang bisa kita tukarkan dengan voucher pelatihan yang disediakan oleh portal-portal edutech di atas, atau melalui startup lain seperti Bukalapak dan Tokopedia. 

Ketika memilih voucher pelatihan tersebut, jangan lupa pilih Kartu Pra Kerja sebagai metode bayarnya, lalu ikuti instruksi selanjutnya hingga selesai.

Hal yang membuat saya tertarik dengan program ini adalah sertifikat pelatihan ini disediakan secara online, paperless, dan sangat menunjang kita dalam dunia karier. 

Biasanya, dunia kerja akan mempertimbangkan pelatihan yang berhasil kita ikuti dalam kerangka kecakapan kasar (hard skill) dan kecakapan halus (soft skill) individu. 

Nantinya, setiap orang yang menyelesaikan setidaknya satu pelatihan dari Kartu Pra Kerja ini bukan cuma mendapat ilmu dan sertifikat, namun kompetensi untuk mendukung kita siap kerja, siap berkarir. Asyik kan?

Benefit lainnya yang diberikan oleh program ini adalah insentif pascapelatihan sebesar total Rp 2,4 juta, yakni Rp 600 ribu setiap bulan yang akan diberikan selama 4 bulan, bagi mereka yang telah mengikuti dan menyelesaikan setidaknya 1 pelatihan dalam 30 hari pertama pascapenetapan (apabila kita terpilih sebagai penerima program Kartu Pra Kerja). 

Lamanya pelatihan pertama atau satu pelatihan yang saya maksud tidak mesti 30 hari, lho. Ada yang lebih cepat, ada yang lebih lambat, yang penting tugas kita adalah menyelesaikan satu pelatihan yang sudah kita pilih dan biayanya telah dibayarkan pemerintah. Bila pandemi COVID-19 telah usai, pemerintah akan menyesuaikan insentifnya.

Lebih enaknya lagi, insentif ini diberikan secara non-tunai. Kita bisa memilih salah satu metode pencairan insentif, yakni transfer insentif via bank (BNI) atau melalui dompet digital kesayangan kita (Gopay, OVO, atau LinkAja). 

Dalam kurun waktu tertentu, selama 3 (tiga) kali, penerima Kartu Pra Kerja dapat mengisi survei kebekerjaan, yang apabila kita mengisinya dengan lengkap, kita akan dapat insentif tambahan masing-masing Rp 50 ribu per survei yang tuntas. Metode pencairan insentif surveinya pun sama seperti yang saya jelaskan di atas.

Supaya program ini lebih merata, tepat sasaran, dan fair, penerima Kartu Pra Kerja hanya bisa menerima semua benefit tersebut sekali seumur hidupnya. Artinya mereka yang sudah pernah terpilih menjadi penerima Kartu Pra Kerja tidak bisa mengikuti lagi program ini pada gelombang berikutnya. 

Siapapun yang terpilih sebagai penerima Kartu Pra Kerja bisa mengikuti lebih dari 1 pelatihan selama saldo biaya pelatihannya mencukupi. Misalnya, pelatihan pertama berbiaya Rp 350 ribu, lalu pelatihan kedua Rp 200 ribu, dan seterusnya, tergantung dari pilihan kita di laman edutech mitra Kartu Pra Kerja. 

Saldo sisa untuk biaya pelatihan pun masih bisa kita manfaatkan hingga akhir tahun, yakni hingga 31 Desember 2020.

Pelatihan dibayari pemerintah, belajar gratis, dapat insentif pula. Skill meningkat, karier melesat untuk SDM unggul, Indonesia maju. 

Harap-harap cemasnya selesai juga, dong? Ya, semoga saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun